Wartawan Senior, Jus Soema di Pradja/ys

Jus Soema Di Pradja : Kata Demokrasi Di Indonesia Hanya Mimpi

JAKARTASATU.COM— Sejatinya Indonesia tidak pernah benar-benar demokratis baik saat orde lama dipimpin Soekarno, Soeharto di orde baru hingga di era pemerintahan Jokowi saat ini. Rezim Jokowi sangat otoritater. Bisa dilihat bagaimana kebebasan berpendapat yang berbeda, dikenai UU ITE hingga pengerahan intel terhadap orang-orang yang kritis terhadap pemerintah selalu terjadi. Demikian katan Jus Soema Di Pradja kepada redaksi ( 3 Juni 2023).

“Seperti pengerahan intel yang belum lama terjadi terhadap rumah ekonom Rizal Ramli yang kerap mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintahan Jokowi. Saya sebutkan sekali lagi rezim ini bukan saja rezim otoriter tapi rezim otoriter norak,” ujarnya

Ia mengungkapkan UU ITE untuk menangkap Sri Bintang Pamunkas, untuk menangkap musisi Ahmad Dhani yang kritis terhadap kebijakan pemerintah. Ngapain itu ? Hanya karena beda pendapat. Beda pendapat dalam demokrasi itu hal biasa.

Kumpul di rumah Rizal Ramli kan hak dia, mereka mau diskusi. Ngapain harus diawasi dengan menyusupkan intel ke dalam rumahnya. Kalau mau ngawain mah di luar aja.

“Hal seperti itu dilakukan juga di era Soekarno, era Soeharto. Saya diawasi intel dari jaman Soeharto sampai sekarang. Tiap hari didatangi intel berbagai penyamaran.” ungkapnya

“Jaman dulu di jaman Soeharto penyamarannya rambut gondrong, pakai dasi. Di dalam tasnya ada walky talky,” imbuhnya

Jus menyebutkan di era Megawati, ketika dirinya sedang ceramah di Gedung Joang, saat pulang didatangi polisi sedang melaporkan kepada komandannya, dia sebut ini ada mantan wartawan ngaku dari Media Indonesia Raya dan Kompas lagi mengkritik ibu Megawati. Kalau mau ditangkap ya tangkap saja

Begitu juga di jaman SBY lanjut Jus,  juga saya diawasi. Saya bikin 3200 keping DVD sampai ke Bau-bau, salah satunya saya mengatakan bahwa SBY itu PKI. Saya dikatakan kurang ajar sudah menyebut SBY itu PKI.

“Mau tahu ga loe PKI ? PKI maksudnya Pokoknya Kontainer Isi. Bukan kantong Isi, kalau kantong kan terbatas tapi “Pokoknya Kontainer Isi” lebih besar.  Kalau isi kontainernya itu rupiah ga apa-apa. Tapi kalau kontainernya isi dollar Singapur ? Gulden, uang Jerman, dollar Amerika bagimana?,” terang Jus

“Dua bulan setelah saya omong begitu (PKI= Pokoknya Kontainer Isi), terjadilah hambalang,” tukasnya

Ke persoalan kepemimpinan sekarang menurutnya,  ini terjadi karena kepemimpinan otoriter. Yang bersuara kritis dalam pantauan. Sebagaimana terhadap dirinya terjadi di jaman Jokowi

“Saya diawasi intel  nyamar jadi tukang pulung penampilan perlente, necis, bawa handphone  di depan rumah saya,” kata mantan wartawan senior ini

“Jadi demokrasi itu tidak ada tradisinya di negeri ini, yang ada itu tradisi feodalistik. Jaman Soekarno berupaya menjadi presiden seumur hidup, jaman Soeharto juga begitu. Kata demokrasi di Indonesia itu hanya mimpi. Apa lagi jaman Jokowi rezim otoriter norak,” pungkasnya

Yoss/Jaksat