Ratu Adina Bachtiar : Seni Lukis Kaca Punya Keunikan Tersendiri

JAKARTASATU.COM– Komunitas seni lukis kaca menggelar talkshow dan workshop dengan mengangkat tema ” Festival Sehat Berkesenian untuk Bumi. Acara ini menghadirkan Charles Schuster, Ratu Adina Bachtiar Pelukis Seni Kaca dan Ully Zukkarnaen fotografer di Jakarta Selatan pada Rabu, 14 Juni 2023.

Charles Schuster mengatakan seni merupakan bidang yang mampu menyatukan banyak individu. Setiap lingkungan, setiap negara, dan di mana pun pasti akan ada masalah, seperti halnya Jakarta masalah kemacetan dan lingkungan. Dengan berkesenian setiap permasalahan bisa dikomunikasikan meski tidak akan mencapai kesempurnaan tapi paling tidak persmasalahan bisa dikomunikasikan.

“Budaya sudah ada sebelum adanya banyak hal di dunia,’ ujarnya

“Permasalah itu diantaranya soal sampah atau limbah,” imbuhnya

Dengan seni kita bisa memperbaiki masalah lingkungan kita, salah satunya dengan mengolah limbah, seperti halnya yang dilakukan Charles sendiri dia membuat karya seni berupa topeng yang dibuat dari daur ulang limbah lingkungan, menjadi karya yang menarik, tahan lama, dan berestetika.

Sementara Ratu Adina Bachtiar memaparkan bahwa seni lukis kaca itu harus tetap dijaga dengan tetap dhidupkan, diperkenalkan kepada masyarakat. Seni lukis kaca memang seakan tidak dikenal, kurang populer di masyarakat.

Menurut pengakuannya, memang dalam pengerjaan seni melukis di atas kaca punya teknik tersendiri selain itu perlu kesabaran yang jauh lebih besar. Selain itu lagi, seni lukis kaca terkesan rumit teknisnya, banyak tantangan.

“Ada kekhawatiran bahwa karya seni lukis kaca itu bisa cepat pecah kacanya, maka kurang diminati,” ungkap Adina

Ia menyebutkan seni lukis kaca berasal dari Eropa dibawa China ke Indonesia. Di Indonesia seni lukis kaca ada adanya hanya di Cirebon, kini.

“Saya mulai terjun ke duni seni lukis kaca sejak tahun 2013. Sudah hampir 10 tahun saya menggeluti dunia seni lukis kaca, sebelumnya saya di dunia seni tari, modeling. Ketertarikan saya di dunia seni lukis kaca ada tantangan karena melukis di atas kaca itu berbeda dengan melukis di atas kanvas,” ungkapnya

Saya sendiri kata Adina pada awal mempelajari seni lukis kaca di Cirebon. Saya termasuk generasi muda yang ada sekarang dalam seni lukis kaca. Dalam kurun waktu yang lama dari generasi terhadulu para pelukis seni kaca ke generasi berikutnya.

“Karya yang pernah saya lahirkan melukis kaca berukuran 1,5 meter. Selebihnya yang saya gores hanya ujuran 30 X 30 cm,” sebut Adina

Seni lukis kaca walaupun pernah sangat populer di Jawa, seni lukis kaca saat ini hanya bertahan di sebagian wilayah saja. Salah satu daerah itu adalah di Cirebon.

“Untuk itu, kegiatan talkshow dan workshop ini dalam rangka sosialisasi, pendidikan bidang seni lukis kaca juga untuk menjadi kelestarian budaya. Seni lukis kaca diperkenalkan dan digeluti oleh berbagai kalangan, di sini kami mensosialisasikan kepada mahasiswa, komunitas-komunitas olah raga, juga kepada komunitas-komunitas lainnya,” pungkasnya.

Yoss/ Jaksat