JAKARTASATU.COM – Terkait adanya indikasi perbuatan KSP Moeldoko yang berusaha membegal Partai Demokrat, upaya tersebut dianggap telah mencederai Demokrasi. Bahkan muncul dugaan bahwa upaya tersebut adalah salah satu cara untuk membegal Anies Baswedan sebagai Capres dari Partai Demokrat.
Menanggapi hal tersebut, sebagai bentuk perlawanan dari segenap kader Partai Demokrat dan rakyat Indonesia, bertajuk “PROKLAMASI Memanggil!” Partai Demokrat menggelar “Aksi Cap Jempol Darah” yang akan digelar pada Jumat, (16/6) mulai pukul 14.00 WIB di Kantor DPP Partai Demokrat Jalan Proklamasi No. 41 Jakarta.
Menanggapi aksi tersebut kepada Jakartasatu, Syahganda Nainggolan menyampaikan dukungannya secara tegas. “Saya mengapresiasi langkah demokrat untuk mempertahankan Partai Demokrat dari Istana – Moeldoko. Mereka yang akan hadir bergerak besok itu untuk mepertahankan demokrasi. Jadi kepentingan pecinta demokrasi mendukung langkah-langkah demokrat untuk acara mimbar bebas mengecam pemerintahan Jokowi khususnya Moeldoko.”
Harapan saya kata Syahganda bahwa cawe-cawe Jokowi dihentikan dan memecat Moeldoko sebagaimana Prof Jimmly Asidiqie sudah mengatakan pada 3 minggu lalu bahwa Pak Jokowi bisa memecat Moeldoko agar tidak ada kesan dipublik bahw hal itu direstui oleh Presiden.
“Aksi besok dengan cap jempol berdarah itu kan menunjukkan bahwa rezim ini, penguasai petugas partai dari PDIP dimana kasus kuda tuli pada 1996 mereka melakukan hal yang sama ketika pemerintahan orde baru menganulir Megawati sebagai ketua Partai, dan partainya direbut oleh rezimnya Soeharto dan kepemimpinan partai tersebut diserahkan kepada Soeryadi,” papar Syahganda.
“Sejarah ini berulang. Mereka yang dulu yaitu PDI dianulir oleh istana, sekarang malah terlibat dalam penghancuran demokrasi. Untuk itu saya, Jumhur dan kawan-kawan yang pro demokrasi akan hadir dalam rangka memperjuangkan demokrasi,” pungkasnya. |YOS