JALAN KELUAR UNTUK MEGA AGAR PDIP TETAP DALAM GENGGAMAN TRAH SOEKARNO
Oleh : Indra Adil
Eksponen PKM IPB 77/78
Sekarang, Megawati Soekarnoputri berada dalam situasi menghadapi “Buah Simalakama”. Memenangkan Ganjar Pranowo menjadi Presiden, membuka peluang semakin besar untuk Jokowi menjadi Ketua Umum Partai PDIP karena Ganjar sadar betul bahwa Jokowilah yang lebih “peduli” pada kariernya, bukan Megawati. Tidak memenangkan Ganjar menjadi Presiden, langsung memerosotkan wibawa diri Megawati sebagai Ketum PDIP dan merangsang elemen-elemen pendukung Jokowi di PDIP untuk merencanakan mengambil alih posisi Ketua Umum PDIP dari Megawati dan menyerahkan kepada Jokowi. Maju kena mundur kena. Lalu…? Hanya ada 1 Opsi yang mampu menyelamatkan Trah Soekarno dari minat Trah Non Soekarno :
*”Campakkan Ganjar dan Kembalikan Puan kepada Tempatnya Semula”*
Bagaimana bisa dan apa logika rasionalnya hal itu bisa terjadi.
1. Prabowo tidak sepenuh hati mengikuti Skenario Jokowi bahkan mungkin saat ini Prabowo hatinya hampir meledak menahan kesabarannya atas segala manuver Jokowi yang melanggar Hukum dan bahkan Etika Politik Praktis sekalipun. Belum lagi bila Prabowo mengingat kembali jasanya menaikkan Jokowi ke Pentas Perpolitikan Nasional dari bukan apa-apa menjadi sangat apa-apa tanpa terlihat tanda-tanda Jokowi menghargai hal itu. Bukankah Prabowo yang mati-matian meng-endors Jokowi untuk Cagub DKI Jakarta Raya? Yakinlah, Prabowo tak akan Melindungi Jokowi bila ia terpilih menjadi Presiden. Hanya Ganjar yang akan membela Jokowi habis-habisan bukan saja karena hutang budinya, tapi juga karena pesan para Konglo yang ada di belakangnya yang juga berkepentingan dengan Keselamatan Jokowi yang berarti Keselamatan Para Konglo itu juga. Pembongkaran semua Kebobrokan Jokowi dalam Pemerintahan berarti pembongkaran semua Perbuatan Busuk Para Konglo di Pemerintahan. Jadi buat Jokowi, Ganjar Pranowo adalah segalanya sebagaimana bagi Ganjar, Jokowi adalah segalanya. Jadi jangan pernah Mega bermimpi bahwa Ganjar akan lebih nurut kepada dirinya ketimbang kepada Jokowi bila Ganjar Terpilih menjadi Presiden RI. Bulsit itu…!
2. Jangan berharap Ganjar akan menang Pilpres tanpa berbuat curang. Tetapi jangan juga berharap banyak bila Rezim ingin berbuat curang akan mudah sebagaimana Kecurangan di Pilpres tahun 2019. Kali ini Kecurangan Pilpres akan Sangat Sulit dilakukan karena kesadaran yang tinggi dari semua pihak maupun masyarakat luas, sehingga berpotensi untuk terjadinya penyimpangan proses Perubahan Sosial dan Politik ke arah yang Revolusioner. Jokowi bagaimana pun dan dari arah mana pun mengkajinya, sudah berada pada kondisi Karier Menurun. Tak mungkin menaik lagi. Jadi Ketakutan pada faktor Jokowi adalah Ketakutan pada bayang-bayang sendiri. Artinya, satu-satunya kemungkinan yang didapatkan PDIP dari Ganjar adalah Turunnya Elektabilitas. Ganjar tak mungkin menjadikan PDIP naik Elektabilitasnya.
3. Bila Jokowi nekad melanjutkan niatnya agar Moeldoko merebut Partai Demokrat, dan dipastikan berhasil, maka Anies otomatis akan gagal menjadi Capres. Inilah kesempatan PDIP meninggalkan Ganjar dan Mencalonkan Puan sebagai Capres serta meminta Anies menjadi Cawapresnya. Maka akan ada 3 Calon Presiden/Wakil Presiden yaitu Puan-Anies didukung PDIP, Nasdem dan PKS, Prabowo-Muhaimin didukung Gerindra dan PKB serta Ganjar-Hartarto yang akan didukung Golkar, PAN, PPP dan PD. Dengan demikian Faktor Kecurangan akan semakin sulit dilakukan karena Pemain Curangnya kalau tidak ada di ketiga kubu, setidaknya ada di dua kubu berseberangan.
4. Bila Skenario Pengambil Alihan Partai Demokrat gagal, maka PDIP harus segera merapat ke Gerindra untuk menawarkan Puan Maharani menjadi Cawapres Prabowo, dengan demikian Ganjar yang terbuang terpaksa bergabung dengan Golkar, PPP dan PAN. Dipastikan Faktor Kecurangan juga sulit diterapkan karena justru Pemain-pemain Curangnya tersebar merata di ketiga kubu yaitu Anies-AHY didukung Nasdem, PD dan PKS, Prabowo-Puan didukung Gerindra, PDIP dan PKB serta Ganjar-Hartarto didukung Golkar, PAN dan PPP.
Dengan demikian Kedua Opsi yang ada yaitu bergabung dengan Anies sebagai Capres ataupun bergabung dengan Prabowo sebagai Cawapres Insyaa Allah akan menyelamatkan PDIP Tetap berada dalam Genggaman Trah Soekarno. Dan itu, sama sekali tidak tergantung pada *”Sukses atau Gagalnya Puan menjadi Presiden atau Wakil Presiden”*. Mantap bukan…? Karena perlu dipahami : *”Jokowi bukan lagi Pelaku Sejarah, kini dia telah menjadi Beban Sejarah”*.
Wallahu a’lam.
Baranangsiang Bogor, Sabtu 17 Juni 2023.