Foto: pexels
Foto: pexels

JAKARTASATU.COM – Mengangkat tema yang galib diangkat lembaga-lembaga survei lainnya, “kepuasan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Jokowi”, lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) mengumumkan temuannya yang cukup mengejutkan.

Dikemukakan oleh salah seorang peneliti utama dari KedaiKOPI Rosnindar Prio Eko Raharjdjo (Cak Rosi), terungkap bahwa ada sebanyak 61,3% responden yang mengaku tidak ingin melanjutkan pemerintahan dari Presiden Jokowi dan lebih memilih perubahan.

“Kami menanyakan kepada responden kami apakah ingin perubahan atau ingin melanjutkan pemerintahan Jokowi? Sebesar menjawab 61,3% menginginkan perubahan,” ungkap Cak Rosi (23/6) di Jakarta. “Hanya 38,7% responden yang mengatakan ingin kebijakan Presiden Jokowi dengan penggantinya,” tandasnya.

Hasil Survei Kedai Kopi | IST
Hasil Survei Kedai Kopi | IST

Apa saja yang menyebabkan munculnya temuan tersebut? Pertama, jika dilihat dari aspek ekonomi, maka ditemukan data bahwa masyarakat yang tergolong masyarakat ekonomi rendah (miskin) adalah yang paling menginginkan perubahan. “Responden yang ada di tingkat ekonomi bawah ingin sekali perubahan jumlahnya lebih dari 80%,” tegas Cak Rosi.

Sedangkan jika dilihat berdasar aspek wilayah, temuan KedaiKopi mengungkapkan bahwa baik orang yang tinggal di desa maupun di kota sama-sama menginginkan perubahan dengan jumlah mayoritas yaitu lebih dari 60%.

Jika dilihat dari aspek usia, maka terungkap bahwa kelompok pemilih muda yaitu masyarakat Gen Y yang mendominasi jumlah responden dari survei yakni ada 411 orang adalah yang paling menginginkan perubahan. Kelompok Gen-Y ini sangat mendominasi dibandingkan kelompok masyarakat lain seperti boomers yang hanya melibatkan 191 responden, Gen Z dengan 265 responden dan Gen X dengan 333 responden.

Menurut Cak Rosi, hasil yang menolak melanjutkan pemerintahan Jokowi bisa lebih besar lagi jika target responden survei dari aspek usia lebih besar lagi di luar Gen-Y.

“Gen Y yang merupakan responden terbanyak kami adalah yang tertinggi ingin perubahan jumlahnya 62,4% mereka berada dalam rentang usia 26-41 tahun. Jika kita bandingkan dengan hasil responden boomers memang lebih besar yaitu 67,1% yang ingin perubahan. Tapi jumlah responden dari survei kami hanya 191 orang. Sedangkan Gen Y tadi jumlahnya 411 orang,” pungkas Cak Rosi. |WAW-Jaksat