Pancasila Adalah Sumber Politik Identitas Islam Dalam Kebhinekaan Indonesia.

by Faizal Assegaf (kritikus politik)

Identitas kaum muslim dan ajaran Islam adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan serta sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dan konstitusi.

Tapi lucunya, agen misionaris politik yang secara historis memiliki hubungan kuat dengan kolonialisme terus berupaya menyingkirkan Islam dalam bernegara.

Dengan berkedok demokrasi, liberal dan sekuler, kawanan misonaris politik getol menuding Islam anti Pancasila, intoleran dan radikal.

Semua upaya jahat itu demi melemahkan hak umat Islam di segala bidang. Sentra ekonomi dikuasai, sumber kekayaan alam dirampok dan kini keimanan umat pun semakin diusik.

Akibatnya negara dikuasai oleh jejaring konglomerasi yang hanya berjumlah satu persen. Sementara lebih dari delapan puluh persen umat Islam dimarginalkan.

Umat Islam diobok-obok oleh tangan-tangan jahat misionaris politik berhati rakus dan culas. Islam sebagai ajaran suci dilabel dengan aneka prasangka jahat.

Bermula dari Soekarno membubarkan Partai Masyumi yang merupakan wadah umat Islam bersatu dalam bernegera. Sejak itu, umat Islam sadar telah disingkirkan oleh watak kekuasaan yang busuk.

Soekarno berhasil memberangus poros konsolidasi umat Islam demi memuluskan praktek kekuasaan berkedok ideologi Pancasila dalam tafsir tunggal nasionalisme dan sekularisme.

Pancasila menjadi alat kepentingan politik untuk menyingkirkan umat Islam dari Orde Lama hingga Orde Baru. Dimana pemain di belakangnya tidak lepas dari agen misionaris politik binaan antek kolonialis.

Celakanya di era reformasi, anak-cucu Soekarno makin agresif mengklaim paling pancasilais dan memberi ruang bagi misionaris politik bersekutu mengobrak-abrik kehidupan umat Islam.

Jargon politik identitas dialamatkan kepada umat Islam dengan segala bentuk penghardikkan. Memutar balik makna Pancasila demi tujuan membatasi konsolidasi umat Islam dalam memperjuangkan keadilan.

Sembari di waktu yang sama, jejaring misionaris politik menyusup ke seluruh sendi strategis negara untuk merampok sumber-sumber ekonomi dan kekayaan alam. Maling bertopeng Pancasila.

Lucunya, Putri Bung Karno, Megawati selaku tokoh sentral PDIP sibuk berceloteh dengan segala retorika omong kosong tentang Pancasila. Faktanya, menjadi bagian dari pemufakatan jahat yang berujung skandal mega korupsi BLIBI, Bansus dll.

Skandal BLBI yang merugikan negara ratusan triliun tidak lepas dari peran Megawati yang kala itu berkuasa dengan perilaku yang ugal-ugalan. Mewariskan daya rusak luar biasa bagi kehidupan rakyat banyak.

Umat Islam sebagai mayoritas yang dirugikan oleh kejahatan misionaris politik, tentu terusik dan bangkit melawan. Apa yang salah bila mereka disatukan oleh identas Islam yang menuntut keadilan?

Terlebih nilai-nilai Pancasila yang dipahami kaum muslim adalah sumber peneguhan politik identitas Islam dalam keragaman dan kebhinekaan Indonesia.

Namun, hak identitas dan keberadaan tersebut, seolah dinafikan bahkan dituding bertentangan dengan Pancasila yang menjadi tafsir tunggal PDIP dan Megawati.

Hentikan sikap kebodohan dan keculasan itu. Semua warga negara dari latar belakang apapun berhak memiliki indentitas dan dilindungi oleh konstitusi. Bangkitlah umat Islam, lawan para penafsir tunggal Pancasila. !