Ini Pesan Rizal Ramli di Hari Bhayangkara RI 2023: Stop Multi-Fungsi Polri, Hapuskan Uang dalam Rekruitmet, Pendidikan dan Promosi !

JAKARTASATU.COM— Hari Bhayangkara 1 Juli 2023 diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Dalam rangka itu, Total Politik dalam segmen Total Polisi gelar diskusi dalam rangka jelang hari Bhayangkara.

Ketika jaman orba polisi bagian dari ABRI, kasarnya warga kelas 2 di dalam angkatan bersenjata. Kami saat pemerintahan Gus Dur yang memisahkan antara kepolisian dengan TNI dengan argumen TNI harus go to basic kembali ke khitohnya. Menjadi kekuatan, keamanan Negara. Harus profesional, tidak boleh ikut politik , dwi fungsi dll. Kecuali kalau sudah pensiun.

Upaya misahkan polisi dari TNI, yang diimpikan Gus Dur polisi Indonesia seperti polisi Inggris. Senjatanya ga canggih-canggih amat, modalnya cuma pentungan tapi dihormati, wibawa di kalangan masyarakat, untuk mengayomi masyarakat.

Demikian disampaikan Mantan Menko DR Rizal Ramli di acara Total Politik dengan tema “Ujian Polisi Jelang Tarung Ganjar, Anies dan Prsbowo, 29 Juni 2023.

“Ide pemisahan ini ditolak oleh para jendral, mereka pada lobby ke Gus Dur agar Polisi  tetap menjadi bagian dari ABRI,” ujar mantan Kabulog ini

“Saya sampaikan ke Juru bicara Gus Dur, yaitu Mas Adhi Massardi agar agar Gus Dur tanda tangan saja pemisahan polisi dari TNI. Tujuan kita agar polisi betul-betul menjadi pengayom Masyarakat. Pada akhirnya Gus Dur tandatangan. Dan terjadilah pemisahan polisi dari TNI” tutur Rizal

Tetapi Kemudian kata Rizal Ramli, di dalam prakteknya pada awalnya baik namun makin lama polisi makin kuat secara militer. Peralatannya, budgetnya tiga kali lebih besar dari angkatan-angkatan yang lain.

Rizal menjelaskan terkait multi fungsi kepolisian.

“Yang saya katakan polisi jangan multi fungsi,   mengartikan multi fungsi itu cawe-cawe di berbagai bidang di dalam bidang politik. Jangan sibuk mematai-matai oposisi dll,”

“Harusnya polisi itu khitohnya jadi pengayom masyaralat bukan alat pemerintah sekedar buat jadi satpamnya pemerintah,” imbuhnya

“Waktu saya Menko Maritim Jokowi, Jokowi memang tanya kepada saya gimana Mas Rizal perbaiki polisi,” ungkap Rizal

“Saya katakan ke Jokowi, sebenarnya ga susah-susah amat dimulai dari pembenahan rekrutmen, promosi, dan assigment,” jelasnya

Mohon maaf kata Rizal Ramli, ternyata rekrutmen polisi, pendidikan semua pakai uang, assigment pakai uang karena ada jabatan-jabatan yang super basah.

“Jadi the whole system l’m sorry to say, is corrupted,” tandasnya

Ia menghimbau kalau mau benahin polisi, perbaiki dulu sistem rekrutmennya, pendidikan, promosi, assigement jangan pakai uang.

Akibat sistem itu kata Rizal,  yang ada adalah anak buah setor ke boss. Sehingga kewibawaan pimpinan menjadi kecil kerena terima uang dari bawahan.

Menurut mantan Kabulog ini Kapolri ini Sigit Listyo “a blessing in disguise”. Memang dia tidak terlalu menonjol dan kalah senior dibandingkan yang lain tetapi ada  blessing in disguise-nya. Dia terbuka terhadap pembaruan, terbuka terhadap tindakan-tindakan yang tidak mungkin dilakukan.

Misalnya saja kasus Sambo. Jika kapolrinya yang lain, termasuk Kapolrinya yang sebelumnya. Jangan-jangan Sambo tidak akan dihukum.

“Disamping kelemahan senioritas dan pengalaman, Listyo orang yang ga neko-neko, relatif netral,  dia terbuka terhadap pembaruan dan perbaikan.,” pungkasnya. |Yossie – JakartaSatu