Aya-aya wae Erick Thohir. Ada-ada saja. Sentilan soal keberadaan Jakarta International Stadium (JIS). Pernyataan dalam kapasitas Ketum PSSI. Tapi dia juga boss BUMN. Satu jabatan tak boleh tersentuh intervensi pemerintah. Jabatan lainnya bagian dari pemerintah atau pembantu presiden. Rangkap jabatan yang tak elok. Mesti dihindari, meski tak ada larangan. Cepat atau lambat bakal menuai conflict of interest. Ya, gesekan kepentingan.
Karuan, pernyataan tuan Erick menuai pro dan kontra. Dinilai kontraproduktif. Alih-alih mengapresiasi karya sesama anak bangsa. Justru cenderung men down grade peran dan prestasi figur di belakang JIS. Etisnya, tak sulit menyebut nama Anies Baswedan. Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 yang dipilih rakyat berdaulat. Pilihan rakyat yang wajib dihormati semua pihak. Bukan hasil rekrutmen politik atau hak prerogatif presiden. Sekali lagi, Anies adalah kehendak rakyat untuk memimpin ibukota negara.
Erick tampaknya tengah melakukan “akrobat politik”. Betapa pun bakal menyangkal. Dia digadang-gadang menjadi bawapres untuk kontestasi 2024. Pencitraan di hampir semua gerai ATM plat merah. Kali ini didorong jadi ketum PSSI. Tak sulit menduga demi mendongkrak elektabilitas. Ditandai Zainuddin Amali yang rela mundur dari kursi menpora. Memilih jadi Waketum PSSI, jabatan yang tak lebih prestisius. Konon atasnama kecintaan terhadap sepakbola.
Hal mendongkrak elektabilitas, sasaran pertama lewat performa tuanrumah Piala Dunia U-20 yang kadung batal. Sekarang dengan skenario Piala Dunia U-17. Sah-sah saja. Tapi, itu tuh seperkara JIS yang menuai polemik.
Penulis tak punya pretensi. Rasanya, opini publik pun berpendapat serupa. Begitu sulitkah mengapresiasi karya sesama anak bangsa?! Lantaran apa? Betapa pun dibumbui “tak ada sangkutan politik”. Tetap saja beraroma politis. Sudahlah!
Kata international yang disandang JIS, cukup menjawab aspek taraf stadion itu. Berkapasitas 82.000 penonton. Nyaris setara dosis stadion GBK. Diyakini tak sekadar untuk “gagah-gagahan”. Erick sebagai Ketum PSSI, rasanya berlebihan menerjemahkan arahan presiden. Dalam hal kebutuhan venue perhelatan Piala Dunia U-17/2013. Sudah terjadual 10 November – 02 Desember mendatang.
Tak cukup waktu ideal untuk merenovasi JIS. Cuma sekira empat bulan. Dimaklumi Erick bukanlah Sangkuriang yang siap saji dalam durasi pendek. Tak kurang pernyataan Sekjen PSSI, Yunus Nusi. “JIS belum memenuhi prasyarat infrastruktur. Belum bisa digunakan untuk pertandingan internasional,” katanya. Konon soal minim jumlah akses stadion.
Kontan disanggah pihak PT Jakarta Propertindo (Jakpro). BUMD milik Pemprov Jakarta sebagai pelola JIS itu memberi bukti. Bahwa telah memenuhi kualitas standar FIFA. Bahkan lebih baik dibanding stadion Pakansari, Kab. Bogor. Lantas siapa yang benar? Publik pun khawatir pihak PSSI melakukan “kebohongan publik”.
Pernyataan dua elit PSSI rada beda dengan Menpora, Dito Ariotedjo. “JIS juga menjadi opsi, hanya ada catatan saja, tapi itu sudah memenuhi standar,” ucapnya.
Sudah terkonfirmasi sejak lama, JIS mengusung konsep berkelanjutan dengan standar FIFA. Sejak prakonstruksi, JIS didampingi asessor FIFA dan konsultan perencana Buro Happolt. Konsultan perencana dari Inggris dengan reputasi internasional untuk stadion-stadion Liga Inggris dan Eropa. Optimalisasi atsitek Indonesia, Tiyok Prasetyoadi. Dibangun dengan melulu tenaga kerja para putra bangsa. Cukup alasan untuk mengurai rasa bangga warga Jakarta.
Semasa Anies Baswedan jadi gubernur mewujudkan JIS. Konon melampaui ekspektasi para gubernur sebelumnya. Penantian selama 13 tahun, setelah stadion Lebak Bulus diratakan pada 2009. Stadion home base Persija itu beralih fungsi menjadi Depo Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta. Praktis butuh stadion pengganti yang lebih representatif.
JIS dibangun di atas lahan eks Taman BMW (Bersih, Manusiawi, berWibawa) seluas 66,6 hektar. Pencanangan pembangunan 14 Maret 2019, peletakan batu pertama September 2019. Berbiaya Rp 4,546 triliun dengan skema PMD (penyertaan modal Daerah) secara tahun jamak. Start anggaran Rp 900 milyar. Rampung dalam tempo tiga tahun. Praktis pada dua tahun terakhir bersamaan masa pandemi Covid-19. Karena itu pula pendanaan tersendat. Dilakukan terobosan pinjaman dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Senilai Rp 1,182 triliun pada 2020 dan Rp 2,464 triliun (2021). JIS rampung dengan konsep 2-P. Pertunjukan dan pertandingan. Sekaligus sebagai home base Persija. Diresmikan Minggu, 24 Juli 2022.
Sebuah proses yang relatif cepat dan pantas diapresiasi. Sepantas Erick Thohir dan PSSI tak semudah bertralala tanpa makna. Ada-ada saja…*
@ iW