Ilustrasi: Tempo
Ilustrasi: Tempo

by Faizal Assegaf (kritikus)

Bukan hanya rakyat, tapi anak, menantu dan ipar Presiden Jokowi tidak bisa membantah. Aneka fakta kebohongan Jokowi sangat menumpuk dan berujung ke dugaan ijazah palsu.

Tuhan menciptakan semua manusia untuk menegakkan martabat dan harga diri di jalan kejujuran. Tapi Jokowi memilih lorong gelap yang berbeda demi politik tipu-tipu.

Banyak perilaku norak Jokowi disuarakan rakyat. Janji palsu tidak berutang, tapi getol menumpuk utang. Goibnya mobil Esemka, dll. Terlalu banyak untuk disebut.

Di lumpur kobohongan, banyak terjebak dan sebagian ikut-ikutan tertular wabah paling memalukan itu. Kebohongan adalah ciri paling menonjol dari kekuasaan Jokowi.

Asbab itu, belum lama ini gerombolan pelayan kekuasaan mengklaim delapan puluh persen rakyat puas dengan kinerga pemerintahan Jokowi. Tujuannya memutupi citra Jokowi yang terlanjur membusuk.

Maksut dari survei abal-abal itu dibuat agar Jokowi dipersepsikan seolah tokoh yang masih punya pengaruh besar jelang Pilpres 2024. Ihwal yang terbukti manjur menjebak Prabowo dan Ganjar.

Alhasil, Prabowo dan Ganjar makin asyik berselancar di arena sisa-sisa kekuasaan Jokowi dengan segala akrobat. Mereka terperangkap di bayangan palsu kekuasaan Jokowi yang sejati sudah ambruk.

Mereka lupa, aneka kebohongan Jokowi telah menyulut daya rusak yang luar biasa. Siapa pun yang diusung Istana, rakyat akan melihatnya sebagai bagian dari virus ganas kebohongan. Apapun survei akal-akalan berbayar tidak bisa merubah kenyataan.

Sudahlah, Jokowi terbukti podusen pembual terbesar di republik ini. Rakyat yang semakin cerdas memahami kenyataan itu secara utuh!