CATATAN PERJALANAN HAJI, Haji Mabrur (Bagian 2)
“Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga.” (HR Bukhari).
Dipastikan setiap jamaah haji, semua mengharapkan jadi haji mabrur sebab dalam hadis telah disebukan diatas:
“Tidak ada balasan (yang pantas diberikan) bagi haji mabrur kecuali surga.” (HR Bukhari).
Dalam hadis lain kedudukan haji babrur setelah jihad di jalan Allah, sebagaimana dinyatakan dalam hadis Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah saw ditanya, “Amal apakah yang paling utama?” Maka beliau menjawab, “Iman kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ditanyakan lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ditanyakan lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Haji mabrur.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis ini, dapat dilihat bahwa haji mabrur dihubungkan dengan jihad fi sabilillah. Mengapa demikian, karena haji mabrur bukan hanya sekadar ibadah, tetapi juga memerlukan akhlak yang mulia, manajemen yang rapi dan perjuaangan yang keras sebagaimana yang diperlukan dalam suatu perang dan jihad. Mabrur berasal dari kata kata “barra-yabirru- mabrur” yang berarti berbuat kebaikan, kebajikan dan berbakti.
Kita sering mendengar kata-kata “Birrul Walidain” yang berarti berbuat baik dan berbakti kepada kedua orangtua. Kata-kata “Mabrur” dalam tatabahasa Arab berarti orang yang melakukan kebaikan dan kebajikan. Oleh karena itu haji yang mabrur adalah haji yang dapat menghayati makna-makna yang tersirat dalam ibadah haji dalam sikap dan tindak tanduk sehari-hari di tengah kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.
Haji Mabrur merupakan sikap hidup, kepribadian, dan akhlaq yang dapat menjadi uswah hasanah, contoh teladan bagi masyarakat. Rasulullah saw bersabda : Haji yang mabrur tiada balasannya kecuali surga. Sahabat kemudian bertanya kepada Rasul : Apakah yang dimaksud dengan haji mabrur tersebut. Rasul menjawab : “Ucapan yang baik dan memberi makan”. Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa haji mabrur adalah sikap berbuat baik dan kebajikan kepada masyarakat.
Maka haji mabrur adalah pribadi yang teladan, pribadi yang dapat menjadi rahmat , pribadi yang dalam sikap hidupnya dapat memberikan kehidupan surgawi baik kepada keluarga, kepada tetangga, kepada masyarakat. Dalam hadis lain disebutkan bahwa mereka yang baru pulang haji, bagaikan bayi yang baru lahir tanpa noda dan dosa. Berarti haji mabrur setelah pulang dari tanah suci akan menampilkan kepribadian yang bersih dari cela dan noda. Kehadiran mereka diharapkan laksana sabun pembersih yang dapat membersihkan segala kekotoran, kemungkaran, dan kemaksiatan di tengah masyarakat.
Mengapa demikian..? Karena mereka adalah manusia pilihan yang telah menyaksikan dan mengadakan nipak tilas bagaimana perjuangan Rasulullah dan Rasul-rasul yang lain melakukan dakwah untuk amar makruf dan nahi munkar. JIka kita meneliti perjalanan haji di tanah suci, maka jamaah haji harus memfokuskan kepada tiga hal yaitu : ibadah, akhlak dan perjuangan.
Ibadah, selama di tanah suci, jamaah haji akan disibukkan dengan ibadah di masjidil haram, dan di masjid nabawi, dimana pahala ibadah di masjid haram adalah seratus ribu kali daripada masjid yang lain, sedangkan di masjid nabi seribu kali lebih daripada masjid yang lain.
Jamaah haji disibukkan dengan segala bentuk ibadah, dari thawaf, shalat berjamaah, shalat sunat, membaca alquran, berzikir , dan lain sebagainya. Disaat yang sama dengan jumlah manusia yang berjuta-juta dengan berbagai budaya dan pebedaan, mereka berdesak-desak, berinteraksi dengan jamaah lain, maka dalam melakukan ibadah tersebut jemaah haji harus memperhatikan akhlak yang mulia, ditengah keramaian manusia.
Keseimbangan antara melaksanakan ibadah kepada Allah dengan tetap menjaga akhlak yang mulia ditengah keramaian, merupakan latihan dalam haji. Ditambah lagi , untuk mencapai masjididl haram sebagian jemaah terpaksa menembuh perjalanan yang melelahkan dari tempat menginap, dengan kemacetan lalulintas, malah ada yang berjalan kaki setiap akan ke masjid dari tempat yang jauh, itu merupakan perjuangan yang memerlukan stamina dan kesabaran, serta kekuatan badan yang prima. (bersambung)
ahm