Rizal Ramli : Kasus BTS ini Kelas Tinggi
JAKARTASATU.COM— Ekonom Senior Rizal Ramli buka suara soal kasus dugaan korupsi proyek base transceiver station (BTS) 4G Kominfo yang menjerat Menkominfo sekaligus politikus Partai NasDem Jhonny G Plate sebagai tersangka.
Menurutnya pengusutan kasus tersebut oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) tak bisa dilepaskan dari persoalan politik dan pengaruh kekuasaan. Sebab, dugaan korupsi BTS itu sudah empat tahun mengendap dan baru dibuka ketika NasDem dianggap berseberangan dengan pemerintah.
“Begitu kamu dianggap partner koalisi pendukung pemerintah, kamu ngelakuin kejahatan apapun didiemin. Tapi begitu kamu sok oposisi dikerjain langsung,” kata Rizal Ramli kepada wartawan, Senin (17/7).
Rizal Ramli menilai sistem kekuasaan saat ini terlampau sadis karena tak segan-segan menyingkirkan setiap lawan politik melalui proses hukum.
Dia menyebut, saat ini banyak pihak yang diduga melakukan korupsi tengah berlindung ke Presiden Jokowi dengan cara bersikap secara politik mendukung pemerintahan Jokowi.
“Karena dia mau aman. Koruptor-koruptor semakin semangat ngejilat ke Jokowi karena dia pasti aman. Tapi yang nggak, dikerjain lah dibukalah kasus ini,” ucap Rizal.
Lebih lanjut Menko Perekonomian RI periode 2000-2002 mengatakan serangan pihak berkuasa kepada NasDem bukan hanya melalui proses hukum. Tetapi, kata dia, unit bisnis Ketua Umum NasDem Surya Paloh juga diganggu eksistensinya.
“Kontrak duitnya paling gede chatering di Freeport. Proyek dia dibatalin. Iklan juga dibatalin. Ya begitu lah permainannya ini,” tutur Rizal.
Rizal meminta Kejagung agar mengusut tuntas kasus ini tanpa terpengaruh campur tangan kekuasaan. Hal itu penting untuk memberikan pelajaran ke masyarakat bahwa hukum di Indonesia tidak tebang pilih.
Proyek senilai 10 T, yang dikorupsi 8 T, sedangkan nilai pembangunannya hanya 2 T. Biasanya kan korupsinya 30% , lha ini kasus korupsi di Indonesia dinaikkan jadi 80% dinaikkan. Pasti uangnya kemana-mana. Harus dibongkar.
Rizal Ramli sebut BTS itu singkatan dari “Bancakan Terstruktur dan Sistematis”. Nah kalau Bancakan Terstruktur dan Sistematis tidak mungkin dilakukan oleh orang biasa atau pejabat rendahan. Pasti oleh sangat berpengaruh dan berkuasa !
Kasus BTS ini begitu dibuka maka mereka harus menutupi, ditutup karena yang main itu yang berkuasa. Ga mungkin bukan yang berkuasa. Namanya juga “BTS”.
Tinggal ditelusuri saja saluran duit dari siapa yang dekat dengan siapa, hubungannya dengan siapa dengan kekuasaan. Kenapa dia yang ngatur supaya uangnya diserahkan ke kejaksaan agung dan namanya hilang.
Karena BTS ini kelas tinggi, harus ada jalur/ link ke yang berpengaruh, berkuasa.
“Jadi kasus ini perlu dibuka seterang-terangnya supaya pelajaran juga buat bangsa ini,” pungkasnya. |Yoss