Rizal Ramli: Jokowi Selesai Kita Bikin Petani Untung, Begini Caranya
JAKARTASATU.COM— Tokoh Nasional Rizl Ramli meyampaikan Sebentar lagi Pak Jokowi akan selesai memimpin , begitu dia selasai kita pertama kali yang dilakukan menurunkan harga BBM supaya rakyat senang, turunkan tarif listrik ke dua tahun yang lalu. Sehingga bapak-bapak, ibu-ibu lebih hemat 40%. Dikantongnya ada uang. Kita fokus untuk kesejahteraan petani, ini pernah dilakukan di jaman pemerintahan Gus Dur. Kata Rizal Ramli di akun Channel Refly Harun, 28/7/2023.
Di jaman Gus Dur tidak mengalami impor beras. Untuk petani mejadi tambah semangat, naikkan harga gabah dua kali harga pupuk. Untungnya kotor 100%. Selain itu yang akan menanam padi bukan hanya petani bahkan pedang akan ikutan menanam padi di sawah baru. Mana ada bisnis dengan untung kotor 100%. Kalau kita lakukan hal itu kita tidak perlu import beras malah kita eksport beras ke negara lain.
Mantan Kabulog itu menambahkan, bahkan kita bisa jadi gudang pangan di Asia. Kita jadi food bowl di Asia, kenapa ? Karena petani kita tambah rajin. Yang penting kalau petani menanam jagung mereka untung setiap tahunnya minimal 20-30%. Nanam bawang untung. Tentu tidak semua komoditi. 6-7 bisa komoditi.
Kalau kita lakukan cara seperti tadi tambah Rizal maka petani akan makmur. Gimana sih caranya supaya makmur. Di Malayasia kenapa rakyatnya 3 kali lebih makmur dari Indonesia
Mantan Menko Maritim dan Sumber Daya ini uraikan petani di Malaysia meraka dulunya hanya tinggal di Malaysia Barat, sedangkan Malaysia Timur kosong. Kemudian Mahatir kasih tahu para petani siapa yang mau pindah ke Malasysia Timur dikasih tanah gratis 7 hektar, dikasih creadit of living 5 tahun. Disuruh nanam karet, cokelat, sawit. 5 tahun mereka panen mereka kaya raya dadakan.
Setelah itu, petani di Malaysia ini nggak mau lagi kerja di kebun mereka mau jadi tukang kebun doang. Kemudian mereka panggillah 3 setengah juta buruh tani dari Indonesia untuk kerja di kebon-kebon di Malaysia.
Menurut mantan Kabulog ini transmigrasi itu program gagal. Karena yang dikasih tanahnya hanya 2 hektar tanah di luar Jawa tidak sesubur di Pulau Jawa.
Jadi kalau ada petani dikirim ke Lampung, meraka kerja belasan tahun sampai tua usia hampir 60 tahun. Baru tanahnya subur ketika punya anak 3-4 . Dua hektar dibagi 4 hanya setengah hektar. Sama saja dengan memindahkan kemiskinan dari Jawa ke luar Jawa.
“Mahatir lebih canggih dengan memberikan petani 7 hektar supaya ada lompatan kekayaan petani,” kata Rizal
Kalau petani di Jawa diminta untuk pindah ke luar Jawa, mereka dikasih satu keluarga masing-masing 10 hektar. Untuk penduduk lokal supaya tidak ngiri dikasih 15 hektar. Daripada kita kasih kepada taipan-taipan jutaan hektar, lebih bagus kita berikan kepada rakyat kita.
Rizal ungkapkan tanah kita 9 kali lebih luas dari Malaysia. Kita kasih credit of living 5 tahun bisa menanam coklat, karet, sawit, apa aja. Begitu panen, kawan-kawan petani yang pindah ke luar Jawa jadi kaya raya
Para petani setelah kaya yang mereka lakukan pasti mengirim uangnya buat adiknya keponakan ya keluarganya di Pulau Jawa. Setelah itu mereka beli mobil, dll, jadi turus ke luar negeri. Petani jadi kaya raya, lalu kita panggil orang Pakistan, Banglades kerja di kita, kita balik bukan petani di kirim kerja di luar negeri tapi luar negeri kerja di kita.
Di dalam undang-undang dasar kita ada pasal kekayaan alam milik rakyat Indonesia. Ini bisa dimiliki negara, dilaksanakan oleh swasta misalnya di sektor minyak bumi dan gas itu kan milik rakyat dikelola oleh negara, dilaksanakan bisa swasta asing dan swasta domestik tapi hasilnya setelah dipotong ongkos-ongkos dapat 85% untuk negara, 15 % untuk swasta.
“Kalau begitu kita bisa sejahtera,” jelas Rizal
“Jadi kebanyakan pemimpin kita kalau janji itu bohong tidak ditepati hanya untuk kampanye saja. Tidak ada prinsip amanah. Janji itu kontrak pemimpin dengan umat, rakyat juga kontrak dengan Tuhan,” tutur Rizal
“Saat Jokowi selesai kepemimpinannya, kita nikin petani jadi untung.” pungkasnya (Yoss)