Oleh: Memet Hakim
Pengamat Sosial
Aliansi Pergerakan Islam yang dikenal dengan API Jabar mewakili umat Islam, Jumat siang tadi (04.08.2023) telah melakukan unjuk rasa di depan Gedung Sate untuk menolak pembangunan patung Sukarno di Bandung. Seperti biasa tidak pernah ada utusan dari Pemprov. Jabar yang menerimanya.
Ketua API Jabar dalam orasinya menekankan kembali penolakan pembangunan patung Sukarno di sebuah lapangan di lingkunan instansi tentara. Patung itu berhala, haram hukumnya di dalam agama Islam. Nabi Ibrahim telah memberi contoh bagaimana menghancurkan patung berhala.
Para orator lainnya terdiri dari beberapa Ulama dan tokoh (Bandung, KB, KBB, Ciamis, Kuningan, Cianjur) menekankan bahwa memang tidak boleh membuat patung atau berhala tersebut,. Sukarno bersama Hatta pahlawan proklamator, akan tetapi Sukarno meninggalkan rekam jejak buruk di Jabar. Semasa jadi presiden RI, Sukarno dekat dengan komunis, sampai terjadi peristiwa tahun 1965.
Seandainya tidak diharamkan rasanya lebih cocok patung Jendral Sudirman dari pada Sukarno. Jabar tidak sama dengan Akmil di Magelang. Ridwan Kamil seorang cucu Kiayi dan memiliki wakil Gubernur Kiayi, seharusnya lebih paham tentang hal ini.
Pembuatan patung Sukarno ini tidak terkait kepentingan rakyat, apalagi DPRD Jabar sampai tidak mengetahuinya. Artinya RK mengambil kebijakan yg sensirif ini secara diam2. Ini merupakan pelanggaran terkait kebijakan publik. Masalah pokoknya adalah diharamkan.
Jika Gubernur Jabar yang sebentar lagi akan selesai masa baktinya ini, tetap akan melanjutkan pembuatan patung Sukarno ini, API Jabar akan turun ke jalan lagi. Langkah lain seperti langkah hukum dan senjata terakhir yakni boikot pajak akan dipertimbangan untuk digunakan. (*)