Sah! Budiman Sudjatmiko,
Jadi Kader Celeng PDIP…”
by Faizal Assegaf (kritikus)
Ihwal cawe-cawe Jokowi, menyulut baku maki antar loyalis Megawati. Di kandang banteng, babi dengan nama lain: celeng disematkan pada manusia. Istana seolah posisikan partai politik jadi kebun binatang.
Selain celeng, praktek politik lompat monyet juga tak kalah norak dilakoni Ketum Golkar, PAN dan PKB. Terkesan terlilit kasus dan dipaksa oleh intervensi kekuasaan untuk mendukung Prabowo.
Tak beda, ramai di medsos, Prabowo asyik gembala Budiman Sujadmiko sebagai kader celeng PDIP. Drama politik paling jorok. Antara dusta, kelicikan dan ambisi perburuan kekuasaan saling melengkapi.
Budiman sempat dihebohkan oleh proyek mangkrak 18 triliun, kini berganti topeng dari banteng ke celeng. Julukan itu mengkonfirmasi tuduhan loyalis Megawati, yakni Bambang Pacul beberapa waktu lalu:
“Kalau kader partai yang keluar barisan atau ikut-ikutan deklarasi ya celeng, bukan barisan banteng lagi,” tegas Bambang Pacul. Penegasan ‘celeng’ bagi kader PDIP yang tidak loyal pada komando Ketua Umum.
Sebelumnya reaksi keras itu menyasar sejumlah politisi PDIP yang mendeklarasikan Ganjar sebagai Capres. Lucunya, Ganjar juga sempat dituding celeng, tapi diperhalus jadi petugas partai jilid dua.
Apakah Budiman Sudjatmiko dukung Prabowo layak disebut kader celeng…? Sudah tentu iya. Bila merujuk sikap tidak setia pada keputusan Megawati dan PDIP yang telah mengusung Ganjar.
Lepas dari polemik tersebut, ihwal celeng, monyet, anjing atau nama binatang lainnya, itu soal lain. Tapi harus diakui, praktek politik gorong-gorong Jokowi telah merusak demokrasi jelang 2024.
Tidak hanya menjadi celeng, namun politisi yang mengklaim sebagai ‘Macan Asia’ pun, berubah jadi kucing jinak di emperan kekuasaan. Politik tanpa kejujuran, esensinya jauh lebih hina dari binatang.
Sah! Budiman Sudjatmiko jadi kader celeng PDIP.
**