PD SEDANG NGGA Pede
(Kemana Akan Berlabuh ?)
Ari Saptono
(Pemerhati Sosial-Politik)
Masih ingat lagunya Cita Citata yang ngetop di tahun 2014 lalu kan ? Judulnya; “Sakitnya Tuh Disini”. Dan ini kutipan syairnya; “Sakitnya tuh di sini, di dalam hatiku…Sakitnya tuh di sini, kau menduakan aku. Teganya hatimu.. permainkan diriku…Sadisnya caramu.. menghianati aku…”.
Bisa jadi suasana bathin Demokrat, khususnya bathin AHY, seperti halnya syair lagu “Sakitnya Tuh Disini” tersebut. Pengurus dan kader pasti gregetan, kesal, kecewa, marah. Bagaimana tak kesal, kecewa, blaa…blaa…bla. Pasangan Anies – AHY yang tinggal sejengkal menjadi kenyataan, ternyata gagal total karena muncul nama Ketua Umum PKB, Cak Imin yang dipilih sebagai cawapres Anies Baswedan.
Alhasil dengan menahan rasa ‘sakitnya tuh disini’, Partai Demokrat (PD) pun mundur tidak lagi mendukung pencapresan Anies Baswedan pada Pilpres 2024 nanti. Kata pengamat sikap PD tersebut sangat percaya diri (Pede). Menurut pengamat, PD sangat Pede menyikapi tersingkapnya duet Anies – Cak Imin.
Eits tunggu dulu ! PD dengan sangat Pede telah mencabut dukungan kepada Anies Baswedan di Pilpres 2024. Apa iya sih, menyikapi duet Anies – Cak Imin, PD dalam kondisi benar-benar sangat Pede ?
Menurut saya, justru PD sedang tidak Pede. Kok bisa ? Apa penjelasannya ?
Begini. Dalam keterangannya, SBY menuturkan bahwa setelah keluar dari koalisi perubahan dan persatuan (KPP), PD tetap akan mengusung perubahan. SBY yakin akan menemukan mitra kerjasama yang punya visi dan tujuan yang sama. Artinya, mitra koalisi PD paska mereka cabut dari KPP, adalah koalisi partai yang harus mengusung perubahan pula.
Apa iya, PD dapat mitra koalisi partai yang akan mengusung perubahan. Sedangkan kita semua tahu bahwa selain KPP, koalisi partai pengusung Prabowo dan koalisi partai pengusung Ganjar bukan mengusung perubahan, tapi sebaliknya. Yakni; koalisi yang akan melanjutkan program-program kerja pemerintahan Jokowi. Bahkan konon katanya koalisi partai tersebut ialah koalisi “yes men” alias mohon petunjuk Jokowi.
Lalu apakah iya PD akan Pede ketika melakukan perundingan dengan koalisi partai pengusung Prabowo yang sudah jelas tidak mungkin mengusung perubahan. Justru akan melanjutkan kinerja Jokowi yang selama dua periode selalu bertolak belakang dengan sikap politik PD.
Lalu apa iya PD akan Pede berunding dengan koalisi partai pengusung Ganjar ? Selain koalisi partai tersebut tidak mungkin mengusung perubahan, SBY juga ada “bad history” yang belum usai hingga kini dengan Bu Mega sang penguasa koalisi partai pengusung Ganjar.
So ? Masih mau bilang PD sangat Pede ? Sekali lagi saya katakan, justru PD sedang tidak Pede. Saking tidak Pedenya, bikin posisi PD bagai makan buah simalakama. Lanjut dengan Anies terlanjur sakit hati, namun mau ke koalisi partai lain terlanjur mengusung perubahan.
Saking tidak Pedenya; sampai-sampai SBY harus meminta Ketua Umum dan pengurus PD agar menunda dulu keputusan akan kemana PD berlabuh dalam koalisi atau mendukung salah satu capres. Kata SBY karena emosi PD sedang tidak stabil (baca: PD sedang tidak Pede).
Nah, jika situasi PD yang sedang tidak Pede ini dibiarkan terus berlarut-belarut. Alih-alih PD memperoleh “best position” di koalisi yang baru, bisa-bisa justru “backfire” yang akan berakibat fatal. PD bisa terpuruk di Pemilu 2024. Waallahu a’laam.
“Sakit.. sakit.. sakitnya tuh di sini…Sakit.. sakit.. sakitnya tuh di sini”. (Ending dari lagu Sakitnya Tuh Disini)