Gus Imin : Ada Saya dan PKB Tidak Akan Ada Radikalisme ataupun Politik Identisas, Tak Usah Khawatir
JAKARTASATU– Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar (Gus Imin) menghadiri silaturahim kebangsaan dengan sejumlah tokoh lintas agama bertajuk Aksi Melayani Merekatkan Indonesia di Tengah Perbedaan di Klenteng Kong Miao TMII, Jakarta Timur, Kamis (14/9/2023).
Gus Imin panggilan akrab Muhaimin Iskandar dalam acara tersebut meyakinkan masyarakat Indonesia untuk tidak khawatir tehadap ideologi radikalisme dan pemecah belah bangsa selama ada dirinya dan PKB.
“Tidak usah khawatir, di mana ada saya dan PKB tidak akan ada yang namanya kekhawatiran terhadap menguatnya kekuatan radikal maupun kekuatan fundamentalis, pemecah belah, ataupun politik identitas,” jelas Gus Imin.
Kemudian Wakil Ketua DPR RI Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat (Korkesra) ini tegaskan bahwa menilai agama seharusnya menjadi perekat, pun demikian dengan tempat ibadah yang seharusnya bukan menjadi ladang pemecah belah.
“Ibadah menjadi pemersatu, bukan pemecah belah, ini aneh-aneh di Republik ini, orang mau ibadah dilarang-larang, orang mau maksiat malah diberi kesempatan. Ini katanya bangsa religius, tapi justru punya sikap yang beragama mendapat pertentangan, yang berbuat jahat mendapat ruang,” tegasnya.
Gus Imin sampaikan memohon doa dan dukungan seluruh tokoh agama yang hadir agar terus konsisten memperjuangkan nilai-nilai kemanusian, kebhinekaan, serta pluralism sebagaimana diamanatkan oleh para penduhulu, terutama bapak sekaligus guru bangsa KH. Abdurrahman Wahid.
“Teman PMKRI tadi bilang, asal yang bertanding alumni Cipayung insyaallah Republik ini aman. Tapi seringkali setiap Pemilu yang bertanding itu Cipayung, yang menang kelompok orang lain. Moga-moga Pemilu kali ini kelompok Cipayung yang akan memenangkan pertarungan,” tutur Gus Imin.
Pada kesempatan yang sama di acara tersebut Ketua Umum Berani, Lorens Manuputty mengakui bahwa komitmen Gus Imin dalam menjaga dan merawat kebhinekaan sudah teruji. Menurutnya hal itu bisa dilihat saat Gus Imin menginisiasi pendirian Berani sebagai Badan Otonom PKB.
“Kami ingin melanjutkan tradisi Gus Dur sebagai guru bangsa yang saya sangat mengingat betul pernyataannya bahwa kita boleh berbeda keyakinan, tetapi kita saudara dalam kemanusiaan,” ujar Laurent.
Ketua Umum Agama Khonghucu, Ws. Budi Santoso yang turut hadir menilai okupansi rumah keagamaan di Indonesia amsih minim. Ia mencontohkan umat Khonghucu beribadah di Litang setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek.
“Artinya apa, masih banyak ruang waktu kosong yang bisa digunakan bukan hanya untuk berdoa bersembahyang, tapi bisa menjadi rumah kebersamaan seluruh anak bangsa. Karena dengan rumah ibadah menjadi rumah kebangsaan itu benar-benar bisa menjadi pondasi kuat implementasi Sila Pertama Pancasila,” terang Budi. (Yoss)
