Intrik Mahkamah Keluarga,
Kejahatan Politik Jokowi…”
by Faizal Assegaf (kritikus)
Mahfud MD viral soal iblis dan kerusakan sistem bernegara. Tudingan itu tak jelas ditujukan pada Jokowi atau dirinya. Namun fakta tentang watak penguasa berhati iblis, sulit dipungkiri.
Banyak contoh kejahatan dinasti politik bertopeng demokrasi terjadi di berbagai negara. Dan watak tersebut pun sejak rezim Orba hingga dua dekade reformasi makin menggila.
Praktek kolusi, nepotisme dan korupsi tidak lepas dari problem dinasti politik. Daya rusak yang dipancarkan menyandera demokrasi. Merobohkan tembok etika, moral serta akal sehat dalam bernegara.
Puncak dari kejahatan tersebut adalah pertunjukan brobroknya Mahkamah Konstitusi. Sejak lembaga itu dipimpin adik ipar presiden, dalam pandangan publik disimpulan sebagai ‘Mahkamah Keluarga’.
Tak heran, pengaruh adik ipar presiden dimaksut berakibat terjadinya penyelundupan ‘pasal dinasti politik’. Tujuannya demi memuluskan hajat putera presiden untuk maju Cawapres.
Apakah putusan MK akan digunakan atau tidak oleh Gibran dan Jokowi, terserah mereka. Yang jelas, keputusan tersebut sangat culas. Jangankan rakyat, sejumlah hakim di MK pun bingung dan resah.
Ironinya, Gibran dan Jokowi asyik berakrobat dengan segala rupa retorika omong kosong. Seolah tidak punya kepentingan dengan putusan MK soal batas usia Capres dan Cawapres. Kemunafikan!
Dalam konteks etika dan moral, Jokowi melakukan kejahatan politik secara telanjang di ruang publik. Pengaruh kekuasaan yang melekat pada dirinya, dieksploitasi secara liar jelang Pilpres 2024.
Berhentilah menyakiti rakyat…!