Anda marah terhadap dinasti politik?
Apa alasan Anda?
Bermutukah?
***
Jangan misuh-misuh berkata “Oh, Tuhan, mengapa pakde begitu cepat berubah, saya menyesal mendukungnya selama dua periode lalu.”
Itu tak ada gunanya sebab sebagian besar dari rakyat Indonesia tidak mendapat kursi empuk di birokrasi/BUMN dengan mengatasnamakan pendukung, relawan, orang dalam dsb.
Jangan pula berkata “Oh, siapakah anak bau kencur itu, jangan biarkan negeri ini dipimpin bocil.”
Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan.
Lagipula, kita bukan bangsa Yahudi, misalnya, yang memiliki kategori ketat tentang tingkat kedewasaan berdasarkan usia, seperti tertulis dalam Pirkei Avot, yakni usia 40 adalah kebijaksanaan (Labinah), usia 50 adalah layak didengar nasihatnya (La’etsakh).
Apa pula teriak-teriak “Hei, pengkhianat!”
Tak semua kita adalah orang PDIP, yang mereka saja ‘membiarkan’ hal itu, entah sedang mempersiapkan apa di dalam ‘diamnya’ itu.
Jangan menunjukan diri Anda bagai gerombolan kalah perang yang kocar-kacir lantas marah-marah tak karuan karena mainannya direnggut oleh zaman.
Jadilah kritis dan dewasa sekaligus.
Berapapun usia Anda!
Jadilah merdeka.
Berpikir dan bertindaklah karena nilai, prinsip, dan kata hati.
Bukan karena uang dan jabatan.
***
Persoalan utama kita: elite yang munafik dan korup, rakyat yang miskin!
Generasi boleh berganti, milenial atau bukan, perkara itu tetaplah kunci.
Selayaknyalah kunci itu menjadi batu uji kita untuk memilih pemimpin.
Munafik artinya lain di mulut, lain di hati: jarkoni (tentang Jokowi, sering saya tulis, salah satunya ini https://www.facebook.com/akakristianto/posts/10228644699605043)
Apa yang dijanjikan tak sesuai dengan kenyataan.
Berjanji menguntungkan rakyat, kenyataannya lebih menguntungkan sekelompok pebisnis. Contohnya: Kartu Prakerja, investasi BUMN di GOTO, PCR dll yang sering juga saya tulis.
Penerima Prakerja per Februari 2023 sebanyak 17 juta orang. Artinya ada setidaknya Rp17 triliun yang mengalir ke perusahaan platform digital mitra Prakerja sebagai imbalan atas ‘jual-beli’ video pelatihan (Rp1 juta/peserta).
Ada tendensi kuat menggunakan program negara untuk kepentingan politik kelompok tertentu.
Dana Abadi Pesantren dan KIS Lansia adalah termasuk program APBN saat ini, seperti diakui Menkeu Sri Mulyani (Liputan6, 26 Oktober 2023) mengapa pula Gibran mengklaimnya sebagai program unggulan dia?
Di mana ada banyak pemilu, di situlah bansos berlimpah-limpah.
Ada apa pula di balik rencana pemerintah menebar aneka bansos senilai total Rp13,39 triliun yang waktunya berimpitan dengan pelaksanaan kampanye? (Kontan, 26 Oktober 2023)
Bantuan beras 10 kg untuk 21,3 juta keluarga penerima manfaat pada Desember 2023; BLT El Nino Rp200 ribu per bulan untuk 18,8 juta keluarga mulai November 2023; percepatan KUR 2023 Rp297 triliun.
Apakah suara rakyat mau ditukar beras?
Tahukah Anda, sampai saat ini setidaknya Rp6,7 triliun duit negara habis untuk proyek pembuatan aplikasi digital di kementerian/lembaga negara, yang awalnya merupakan permintaan Jokowi agar kementerian/lembaga membuat aplikasi baru (Merdeka, 25 Oktober 2023).
Anda tentu sudah tahu juga bahwa BUMN Telkomsel membeli saham GOTO (yang salah satunya dimiliki sahamnya oleh kakak Menteri BUMN) Rp6,4 triliun untuk porsi hanya 2 persenan di harga Rp260/lembar dan sekarang harga GOTO nyungsep ke bawah Rp60.
Siapa yang sesungguhnya kenyang makan duit triliunan itu semua?
Selayaknya kita mencurigai ada apa di balik janji Gibran tentang kredit start-up milenial itu.
Ada ide baru apa lagi ‘mengolah’ duit negara?
***
Kita melawan dinasti politik (atau apapun itu namanya) karena dinasti politik terbukti menyuburkan kemunafikan elite dan pejabat korup sekaligus menyuburkan ketidakadilan dan kemiskinan.
Oleh sebab itu, sebisa mungkin kita musti mempertahankan hak suara kita sekaligus apa yang paling berharga dari diri kita sebagai manusia: nurani dan akal sehat.
Kita tahu elite sedang ‘bermain-main’ kucing dan anjing.
Kucing duduk di alas bukanlah cerita. Kucing duduk di alas anjing menjadikannya cerita. Tapi kucing mengkhianati anjing dengan duduk di atas alas adalah…. “Kucing itu agen ganda,” kata penulis sekaligus intel, David Cornwell alias John le Carré, yang dokumenternya besutan sutradara Errol Morris sedang tayang di Apple TV itu.
Begitulah politik.
Tapi kita tak usah terlalu pedulikan teori konspirasi atau apapun itu.
Lindungi saja suara Anda masing-masing.
Jangan mau dirampas oleh mereka yang munafik dan korup itu.
Salam.
Agustinus Edy Kristianto