youtube @SekretariatPresiden
youtube @SekretariatPresiden
JAKARTASATU.COM– Presiden Joko Widodo (Jokowi) kunjungan ke IKN di Kalimantan dalam kegiatan pertemuan 100 CEO. Dalam mengawali sambutannya Presiden Jokowi mengatakan sudah bolak balik datang ke IKN selalu disuguhi pantun kali ini saya yang akan berpantun.
“Kalau kita datang ke Kalimantan biasanya sebelum sambutan itu ada pantun. Dan saya nggak tau udah bolak balik ke IKN ini selalu diberi pantun dan belum pernah berpantun,” kata Jokowi melalui kanal YouTube Setpres, Kamis (2/11/2023).
“Berpantun dulu boleh ya,” ucap Jokowi sambil disambut hadirin bertepuk tangan.
Kemudian Jokowi melontarkan pantunnya yang berbunyi:
Ikan lohan, ikan gabus
Direndam dulu baru direbus
Supaya pembangunan maju terus
Pinjam dulu seratus
“Supaya pembangunan maju terus pinjam dulu 100,” inbuhnya dan disambut tawa serta tepuk tangan hadirin.
Jokowi menjelaskan yang dia maksud “seratus” adalah 100 orang CEO dalam forum hari ini. Dia menegaskan pernyataannya tidak selalu berkaitan dengan uang.
“Bukan uang. Dikit-dikit uang, dikit-dikit duit. Dan memang ya bener juga duit itu perlu untuk membangun negara ini,” jelas Jokowi.
Sudah berulang kali saya sampaikan bahwa negara Indonesia ini besar. Sering kita lupa bahwa negara ini besar. Bahkan sangat besar.
Sering saya sampaikan bahwa kita memiliki 1017 pulau. Berpenduduk nomor EMP terbesar di dunia. Dan sebagai negara besar.
“Juga saya bolak balik sampaikan potensi meniral berlimpah, potensi perikanan melimpah, potensi produk agri melimpah, energi hijau juga melimpah. Kita memiliki sungai saja 4.400, yang 128 itu sungai besar. Sungai Membrano 23000MW. Kedua sungai di Kayan Kalimantan 11.000MW, yang hydropow belum lagi. Yang geothermal kita miliki 29.000MW, baru dipakai kira-kira 2000-an MW, potensinya masih besar sekali,” beber Jokowi.
“Di sinilah yang akan menjadi daya tarik negara kita ke depan,” ucapnya.
Ekonomi hijau energi itu menjadi senuah kekuatan tapi paling sulit adalah bagaimana mengintegrasikan potensi ini agar menjadi sebuah kekuatan bangsa.
“Saya kepengin sekali ada sebuah produk bisa masuk ke Global Supplay Change,” ungkapnya.
Kemudian Jokowi sebutkan minyak harusnya digarap oleh Swasta bukan oleh BUMN.
“Maaf Pak Erick, digarap oleh swasta tapi difasilitasi dan diatur itu oleh pemerintah. Itu yang benar,” ujar Jokowi.
“Jangan sampai di situ kadang-kadang swasta juga pengen mengatur. Yang tertawa pasti pernah  mengatur,” kata Jokowi di hadapan para CEO dan para menteri. (Yoss)