KPI: Langkah Paiman Raharjo Luruskan Pemberitaan Terkait Rapat Internal Relawan Sudah Tepat
JAKARTASATU.COM– Sekretaris Jenderal Koalisi Peduli Indonesia (KPI), Dimas Tri Nugroho Dukung langkah Paiman Raharjo selaku Ketua Umum Relawan Sedulur Jokowi yang kebetulan saat ini sebagai Wamendes PDTT RI untuk meluruskan berita yang beredar di media sosial terkait rapat internal relawan sudah tepat. Demikian rilis tertulis diterima redaksi Jakartasatu.com, Kamis 2/11/2023
Dimas menegaskan berita yang beredar tidaklah benar bahwa Wamendes PDTT sedang kampanye, ada narasi-narasi yang sengaja dibuat untuk membunuh karakter dan citra diri Paiman Raharjo.
Perlu diketahui masyarakat pertemuan pada minggu, (29/10/2023) pada pukul 16.00 sore itu merupakan murni rapat internal Dewan Pimpinan Pusat Sedulur Jokowi yang rutin digelar tiga bulan sekali. Rapat itu digelar di rumah wakil ketua umum SJ dan digelar pada hari minggu yang membahas perkembangan dinamika politik dan arah politik dukungan sedulur jokowi pada capres-cawapres 2024.
Menyikapi dorongan pengurus relawan jokowi se-Indonesia agar segera menentukan sikap, maka DPP Sedulur Jokowi menggelar rapat di Senayan yang memutuskan menggelar Rakernas sekaligus deklarasi dukungan Capres-Cawapres 2024.
Menindaklanjuti hal tersebut, maka pada tanggal 29 Oktober 2023 digelar lanjutan rapat untuk menyusun kepanitiaan Rakernas.
Menurut Dimas Paiman selaku Ketua Umum Sedulur Jokowi memberikan arahan bahwa saya selaku pejabat negara tidak boleh terlibat terlalu jauh, maka rapat menetapkan ketua SC Profesor Bambang Saputra dan ketua OC Agus Totok dan Paiman Raharjo tidak terlibat dalam kepanitiaan tersebut.
Selanjutnya dalam rapat tersebut Paiman sampaikan nanti akan saya laporkan ke Pak Pratikno dan Joko Widodo selaku pembina Sedulur Jokowi dan minta waktu untuk audiensi.
Jadi kalau dilihat dari narasi kejadian, bahwa ini rapat internal sebuah relawan yang sengaja dihembuskan ke publik untuk membuat kegaduhan dan menjatuhkan citra ketua umum sedulur jokowi yang kebetulan saat ini sebagai wamendes PDTT.
Sehingga tidak ada kaitannya dengan Wamendes PDTT kampanye mendukung salah satu kandidat capres-cawapres, jelas ini acara internal murni relawan.
Aneh dan heran mengapa ada pihak yang merasa kebakaran jengot wong ini rapat internal rutin dilakukan, kok diributkan dan dipermasalahkan.
Dimas juga menegaskan mengapa menteri-menteri dan wakil menteri yang terang-terangan hadir di acara deklarasi dan mendukung capres-cawapres tertentu tidak diributkan, seperti Pak Sandiaga Uno, Bahlil, Budi Ari, Mahfud MD yang jelas masih aktif sebagai menteri, wakil menteri agama, dan menteri-menteri lain dari partai tertentu yang banyak terang-terangan mendukung capres-cawapres tertentu.
“Padahal ngak cuti dan masih aktif sebagai Menteri atau Wamen,” tukas Dimas
Dimas menyampaikan Rakyat harus cerdas dan jangan mudah diadu domba, saat ini belum memasuki masa kampanye Paslon Capres-Cawapres yang ditetapkan oleh KPU RI sehingga tidak bisa hanya pertemuan rapat internal relawan dikategorikan kampanye, justru yang salah dan harus dilaporkan adalah para pihak yang memviralkan kegiatan tersebut ke publik, ini sebuah kejahatan.
Kami sepakat akan melaporkan para pihak yang membuat berita ini, karena banyak narasi yang sengaja dibuat untuk menghancurkan citra dan karakter ketua umum Sedulur Jokowi.
Paiman mengingatkan jika para relawan Jokowi dan Kader PDIP saling menghujat, memfitnah, dan saling menghancurkan citra Jokowi dan para relawan jokowi maka yang diuntungkan pihak sebelah.
Masyarakat akan membenci dan takut dengan kandidat yang diusung oleh koalisi Indonesia Maju dan Koalisi PDIP-PPP karena pendukungnya arogansi dan saling memfitnah, sehingga rakyat akan takut dan justru berpindah ke kubu sebelah.
Memgakhiri penuturannya, Dimas mengatakan mengapa sesama relawan jokowi dan kader PDIP saling menghujat sesama relawan, yang dulu bersatu mengusung jokowi. Ada apa? jangan-jangan ada agenda khusus mengadu domba sesama relawan jokowi agar citra kandidat sebelah naik dan dicintai rakyat, kita semua harus menyadari arti demokrasi yang sebenarnya, menghargai dan menghormati perbedaan itulah wujud dari demokrasi.
“Berpolitiklah secara sehat, pikiran waras dan jiwa yang sehat.” pungkasnya. (Yoss)