Anies di Saresehan 100 Ekonom : Tanpa Bereskan Kemakmuran, Ketimpangan Menjadi Problematik

JAKARTASATU.COM— Capres Anies Baswedan menyampaikan refleksi terhadap kinerja ekonomi Nasional dan upaya mewujudkan Indonesia adil makmur untuk semua dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia 2023 dan INDEF di Menara Bank Mega, Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Anies sampaikan gagasan yaitu pertama apa yang ada di dalam pikiran ke depan apa yang akan dilakukan.  Ke dua, apa yang sesungguhnya  direncanakan dan apa yang sudah dilakukan .

“Prediktor terbaik atas apa yang akan dikerjakan dan yang sudah dikerjakan,” ujar Anies

Dalam 5 tahun ini kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan kalibrasi atas perjalanan panjang. Kita merdeka untuk meraih bernegara.  Tiap 5 tahun kita jeda sebentar menengok ke belakang dan ke depan memastikan arahnya yang tepat.

“Arah ini menjadi penting,” tandas Anies

Gagasan satu bangsa pada tahun 1928, tahun 1945 Soekarno – Hatta memproklamasikan Indonesia merdeka, menjadi satu negara. Tahun 1950 kita menjadi negara satu kesatuan (Mosi Integral Natsir),  1957 Deklarasi Djuanda yang menjadikan kita satu tanah dan air dimana sebelumnya hanya satu tanah, belum menjadi satu tanah air.

“Dan sekarang untuk ke depan kita harus memastikan satu kemakmuran,” tegas Anies

Anies kemukakan nanti tahun 2045 Indonesia visi misi bidang ekonomi bahwa target Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045 bukan semata-mata dilihat dari berapa Product Domestik Bruto (PDB) per kapita, namun dilihat dari kemakmuran yang dirasakan seluruh penduduk Indonesia melalui 4 fokus yaitu pembangunan manusia, ruang hidup yang lestari, interaksi dan juga institusi.

“Tanpa kita membereskan satu kemakmuran, ketimpangan yang ada sekarang ini akan mejadi prolematik,” tukasnya

Anies ungkapkan pertumbuhan ekonomi belum berhasil dalam menyelesaikan pengangguran yang ada dan ketimpangan ini menjadi yang sungguhnya.

Anies utarakan pada tahun 09an bukan diawali dengan political problem tapi justru diawali dengan economy disparity yang ekstream.

“Yang dibicarakan perbedaan etniknya, suku, bahasa tapi kenyataan disparitas itu terjadi overload,” terangnya

“Apakah kita mau terus menerus membiarkan disparitas. Sehingga nanti akan ditumpangi dengan isue non economy, itu yang menarik perhatian,” kata Anies dihadapan para ekonom

Untuk itu menurut Anies soal ketimpangan merupakan persoalan urgen yang harus diselesaikan hari ini. Untuk itu gagasan kami adalah satu kemakmuran. Satu kemakmuran ini nyata sekali. (Yoss)