Rizal Ramli Sebut Pulau Rempang Kunci Kekuasaan, Relokasi Rempang Pengkhianatan Konstitusi

JAKARTASATU.COM— Toloh Nasional Rizal Ramli hadiri acara “Festical 16 Kampung Tua”. Bertempat di lapangan bola Muhamad Musa, kecamatan Galang, Kota Batam. Festival Seni Adat Melayu ini menyatukan warga untuk memperingati dan mengekspresikan keprihatinan terhadap perubahan yang dihadapi komunitas mereka, Batam,  Kamis, (9/11/2023)

Dalam acara yang berlangsung  warga memamerkan kekayaan seni dan budaya Melayu melalui silat Melayu, tarian tradisional, pameran kerajinan lokal, serta kuliner khas kampung.

Festival ini bukan hanya ajang hiburan semata, tetapi juga menjadi wadah untuk menyuarakan keprihatinan mereka terhadap rencana relokasi yang dianggap mengancam keberlanjutan warisan budaya mereka.

Rustam aktivis kemanusiaan turut mendapingi Rizal Ramli ke Batam mengatakan kami diundang oleh masyarakat Rempang komunitas Srikandi Rempang. Kehadiran Rizal Ramli mau melihat keadaan di lokasi.

“Di sana masih ada posko-posko pendaftaran orang-orang yang akan direlokasi tapi sepi warga yang mau mendaftar” ujar Rustam aktivis kemanusiaan yang dihubungi melalui seluller

Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim, Rizal Ramli, mengatakan kehadirannya dalam acara tersebut bukan hanya untuk memeriahkan acara pentas seni dan budaya Melayu di Kampung Sembulang, Pulau Rempang tersebut. Tetapi juga untuk menyampaikan keprihatinan kepada masyarakat atas situasi di Pulau Rempang.

“Saya datang ke sini karena telah mendengar keadaan di Pulau Rempang yang sangat memprihatinkan,” ujar mantan Menko Perekonomian itu

Rizal menyoroti keinginan Jokowi untuk penyelesaian prtemuan di Chengdu beberapa bulan lalu

“Pada pertemuan di Chengdu delapan bulan lalu, Xi Jiping mengusulkan untuk fokus pada Rempang sebagai gantinya Medan, asalkan bersihkan dari penduduk lokal,”  ungkap Rizal seperti dikutip batamnews.co.id/, Kamis (9/11).

Selain itu Rizal kemukakan rasa aneh kenapa relokasi yang mencakup 17.000 hektar ini disetujui pemerintah

“Saya merasa aneh, jika hanya untuk pabrik kaca, sekitar 100 hektar lahan sudah cukup. Mengapa relokasi yang mencakup 17.000 hektar ini disetujui oleh pemerintah? Apakah ini hanya demi kepentingan bisnis? Ini jelas bukan langkah yang tepat,” terangnya.

Rizal Ramli kemukakan untuk mewanti-wanti bahwa proyek di Rempang tersebut diperuntukkan bagi proyek yang lain.

“Siapa yang menguasai Pulau Rempang akan memiliki kendali atas Selat Melaka, yang menjadi jalur perdagangan utama dengan hampir 80% perdagangan dunia melalui laut. Siapa yang memiliki kunci Pulau Rempang akan memiliki kekuasaan,” tandas bang RR panggilan akrabnya

Mantan Kabulog ini menilai bahwa hal tersebut merupakan pengkhianatan terhadap konstitusi Negara Republik Indonesia.

“Namun, kita harus tenang. Masa jabatan Presiden Jokowi akan segera berakhir, dan kita dapat berharap untuk perubahan yang lebih baik,” tutupnya. (Yoss)