Harapan adalah Kumpulan Ratap

Oleh Agung Marsudi
Rakyat Biasa, Pejalan

TANAH AIR seperti lumpur yang payau. Nasib rakyat terpanggang di matahari yang garang. Politik adalah nyanyian janji-janji yang gersang. Orang-orang pintar berlarian dengan sumpah serapah di meja-meja diskusi. Berebut panggung. Meracau, memperolok waktu.

Sementara, “Anjing menggonggong kafilah berlalu”.

Di depan rumah, di gang-gang sempit, di pinggir-pinggir jalan, foto para calon presiden-wakil presiden tersenyum melihat awan, menunggu debu, yang beterbangan. Mereka minta doa dan dukungan, pada angin yang lalu lalang.

Potret negeri autopilot. Demokrasi seperti zombi memakan konstitusi. Rakus. 25 tahun reformasi, yang dituduh kok, selalu orde baru. Padahal orde reformasi, orde baru, orde blusukan, semua orderan.

“Korupsi” seperti daftar pelanggan koran.

Harapan rakyat hanya kumpulan ratap. Siapa yang berani busungkan dada dan bertanggung jawab, di sidang-sidang petinggi atas nama rakyat.

Politik adalah seonggok anggaran yang diperebutkan, dibumbui proyek-proyek sedu sedan. Demokrasi adalah mimpi-mimpi.

“Koalisi” itu jatah, jatah kursi, kursi menteri. Berebut asupan gizi.

Kata Chairil Anwar, “Aku ini binatang jalang”. Kamu siapa? Mereka binatang banteng, yang “beleng-beleng”.

Katanya, partainya wong cilik, tapi kecut urusan perut.

Solo, 17 November 2023