PDIP Beri Sinyal SOS,
Respon Cak Imin Elegan…”
by Faizal Assegaf (kritikus)
PDIP melempar bola panas bahwa kubu Ganjar dan AMIN intensif berkomunikasi. Isu itu muncul di tengah keresahan rakyat seputar pemilu curang. Cak Imin beri kode pentingnya silaturahim.
Menurut Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto bahwa potensi kecurangan dipicu oleh penekanan instrumen hukum dan kekuasaan. Kecemasan serupa juga dirasakan oleh kubu AMIN.
Apa yang disuarakan Hasto, mempertegas pesan kuat dari isi pidato Megawati dan Surya Paloh. Yang sangat khawatir bila Pilpres berada dalam praktek kekuasaan yang tidak netral.
Namun di kubu Prabowo yang semakin bersenyawa dengan kekuasaan Jokowi, justru sebaliknya. Tak peduli suara protes rakyat. Tetap melaju dan yakin akan menang di arus politik cawe-cawe.
Wajar bila kubu Ganjar dan Anies kompak bersuara bahwa kedua pihak hanya dapat dikalahkan oleh Pilpres curang. Tapi sejauh ini belum punya cara efektif mencegah kecurangan.
Bila kubu Ganjar dan AMIN masih terjebak dalam politik kotak-kotak, maka Prabowo berpeluang menang satu putaran. Ihwal itu sangat terbuka lebar. Terlebih munculnya dugaan 52 juta suara pemilih fiktif.
Tak hanya itu, pro-kontra tentang paket bantuan BLT telah disiapkan oleh Jokowi. Sangat mengerikan. Daya rombak ke basis suara rakyat, jauh lebih efektif dari modus serangan fajar saat Pilpres.
Pemodal dan rezim memiliki semua cara, jaringan dan fasilitas. Bila politik cawe-cawe dibiarkan bebas dioperasikan, maka penentu kemenangan bukan suara rakyat, tapi intervensi kekuasaan.
Tak salah PDIP beri sinyal SOS, situasi kegentingan. Hak politik terancam dibajak instrumen kekuasaan jelang Pilpres. Cak Imin elegan menjawab: “Sesama kandidat jangan memutus silaturahim”.
Mesti bersatu cegah kecurangan…!
**