“Voting Requires Feelings!”
Agung Marsudi
Duri Institute
MEMBACA sudah, menulis pun sudah. Tinggal menghitung (hari).
Ya, Calistung: membaca, menulis, menghitung, tiga mata ajaran utama, modal mengarungi kontestasi Pilpres 2024. Mulai hari ini, 28 November kampanye digelar, hingga 75 hari ke depan. Kemampuan para tim pemenangan untuk merebut hati rakyat didasari setidaknya pada tiga alasan ini.
Kecepatan membaca, kemampuan menuliskan dan kecermatan berhitung di hadap-hadapan langsung di genggaman. Sebab Pilpres berada dalam genggaman rakyat.
Terutama membaca, ia terus diolah, dan diasah. Sebab kata para guru, membaca adalah “memaksimalkan inderamu untuk sesuatu yang berhadapan denganmu”.
Jangan biarkan, “harapan rakyat berlayar tanpa nahkoda, hingga mengikuti kemauan angin kemana mau dibawa”.
Suara rakyat itu penting, meski rakyat nyaris gak punya “kepentingan”. Demokrasi kita memang unik, presiden yang terpilih tidak harus “terbaik”. Semua masih tergantung “kebaikan” rakyat.
Cermati hitung-hitungan Pilpres 2024 J=M+P-P (Jokowi=Mega+Prabowo-Paloh). Ingat, Jokowi plays with instinct.
Dari 5 kertas suara yang harus dicoblos para pemilih, kertas suara bergambar capres-cawapres yang menantang. Memberi sensasi ketegangan. Karena hanya tiga gambar, “kiri, tengah, kanan”.
Apalagi sensasi bagi emak-emak, pilih yang “enak, penak, jenak!”
“Voting requires feelings!”
Solo, 28 Februari 2023