Hendrajit : Pemindahan Ibukota Nusantara  Tidak Transparan, Perlu Diaudit

JAKARTASATU.COM— Hendrajit mengatkan pemindahan ibi kota negara ke Kalimantan,  yang kemudian keluar dari Jaksrta adalah persoalan bukan pada soal Jakartanya tapi ide dan gagasan membentuk IKN sebagai ibu kota yang tidak  transparan dari awal sampai sekarang.

Hal tersebut disampaikan dalam wawancara khusus dengan jurnalis Jakartasatu.com di Jakarta, Rabu, 6/12/2023

Sehingga lanjutnya, para analis dan pengamat mendesak bagaimana kalau IKN sebagai project diaudit. Bukan saja soal keuangannya tapi juga segi-segi lainnya terkait rencana strategis  IKN sebagai ibu kota nusantara. Apa sih skema dan strategi nasional di balik pembentukan IKN?

Bung Karno memang pernah mewacanakan pindah ibukota ke Kalimantan. Tapi kan dengan mempertimbangkan segala sesuatunya termasuk dari perspektif geopolitiknya. Pindah ibu kota  harus mempertimbangkan segi politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya dan yang tidak kalah penting adalah lokasi geografisnya.

“Kalimantan Timur yang diproyeksikan sebagai IKN itu, dikelilingi laut China Selatan. Itu ide dasarnya mau dijadikan apa. Jadi penyangga antara AS dan China ? Kalau itu diangggap strategis tapi praktiknya kan malah jadi  bumper ketika konflik terbuka konflik AS – China makin meningkat eskalasinya,” ungkap Hendrajit

“Kalau dilihat dari posisi laut China  Selatan mengepung daerah yang sekarang diproyeksikan ibu Kota Nusantara IKN menjadi bumper bukan buffer ketika konflik  AS – China di wilayah tersebut  makin memanas di Laut China Selatan dan Asia lTenggara,” tambahnya Hendrajit

“”Nah ide tentang ini belum jelas pembentukan IKN,” jelasnya

“Menurut saya, IKN ini sebetulnya bagaimana dari segi motif para elit . Saya sebut para elit karena rakyat tidak dilibatkan dari awal,” tandasnya.

Hendrajit sebut para elit yang simpulnya itu Jokowi. Jokowi ga sendirian. Para elit ini motifnya apa, punya ekspektasi apa dengan berpindahnya ibukota dari Jakarta ke Kalimantan Utara.

“Kalau saya lihat gejalanya bukan sekedar ingin meninggalkan legacy. Ada ide baru IKN bukan sekedar meneruskan dinasti atau kerajaan,” ujar Hendrajit

Menurutnya, Idenya bukan Raja mangkat lalu dilanjutkan turun temurun. Kalau saya lihat tidak demikian meskipun tampilannya Prabowo – Gibran, ini yang terlihat. Tapi ingin bikin kerajaan baru. Nah IKN itu ibaratnya proses mbabat alas.

Hendrajit memberikan contoh di Jawa, dulu bagaimana  Singosari kan awalnya Ken Arok. Ini yang menjadi cikal bakal terbentuknya kerajaan Singasari. Kemudian berkembang terus tapi kemudian raja terakhir, Kartanegara kan terbunuh. Setelah itu ada proses suksesi yang cukup rumit melibatkan Mongol. Ya alhirnya muncul sosok baru Raden  Wijaya yang kebetulan mantu dari Raja Kertanegara. Raja terakhir keturuan Ken Arok mati terbunuh oleh Jayakatwang dari Kediri.

“Ini sekadar sebuah contoh. Begitu juga kerajaan Islam Demak ketika beralih ke Joko Tingkir juga memindahkan kerajaan barunya ke Pajang. Begitu pula ketika Danang Sutawijaya menggantikan Sultan Hadiwijaya, ia memindahkan kerajaannya ke ke Kartasura. Singkat cerita, seorang raja yang bermaksud bikin kerajaan baru selalu memindahkannya ke wilayah baru,” urai Hendrajit

Hendrajit menilai Jokowi sebagai orang Jawa dan banyak masukan dari kalangan yang ngerti sejarah kerajaan-kerajaan Jawa, bisa jadi termotivasi untuk bikin kerajaan baru, pusat kekuasaan baru. Apalagi Jokowi terbukti kalau punya keinginan selalu kelakon.

Kalau feeling atau intuisinya bilang sesuatu yang diinginkan harus terealisasi, maka harus terwujud dengan segala cara. Sebagaimana yang selama ini terjadi. Contoh yang paling kini adalah soal putusan MK terkait capres cawapres usia dibawah 40.

“Begitu juga dengan IKN, ini menurut saya terjadi ya itu tadi dengan dorongan insting, intuisi, feelingnya Alhasil dari segi rasio dan logika membingungkan banyak kalangan akademisi dan para pakar kebijakan, ” pungkas Hendrajit. (Yoss)

.