Kolaborasi KIB bersama Univ Hasanudin Makasar Sulsel: Menggagas Peran Pemuda Memilih Presiden 2024
JAKARTASATU.COM— Kolaborasi KIB bersama Univ Hasanudin Makasar Sulsel menggelar diskusi mahasiswa bertajuk “Menggagas Peran Pemuda Memilih Presiden 2024,” di Universitas Hasanuddin Makasar, Jum’at 8/12/2024
Koordi Sekber KIB Habil Marati sampaikan paparan terkait putusan MK yang dinilai merupakan puncak dari upaya rezim Jokowi yang ingin memperpanjang kekuasaan. Ketika gagal upaya 3 periode dan perpanjangan masa jabatan. Maka dengan gunakan MK berikan karpet merah kepada anaknya Gibran Rakbuming Raka dijadikan capres. Inilah melanjutkan kekuasaan.
Habil Marati ingatkan mahasiswa harus waspada dari Capres produk cacat hukum dan dinasti kekuasaan. Selain itu Habil Marati meminta mahasiswa untuk cermat melihat back ground capres dan cawapres yang akan berlaga di pilpres 2024.
Hanya Anis Baswedan dan Muhaimin Iskandar AMIN pasangan nomor urut 1 yang bisa pimpinan Indonesia ke depan
Habil Marati singgung pemindahan Ibu Kota Indonesia dengan IKN yang hanya sebatas retorika untuk pertumbuhan dan pemerataan daerah.
“Lantas bagaimana dengan daerah yang lebih tertinggal dari Penajam/Kalimantan,” tukas Habil
“Bukankan malah Justru yang ada kecumburuan manakala APBN mensubsidi IKN,” tambahnya
Habil tegaskan dihadapan ratusan mahasiiswa Unhas hanya pasangan AMIN yang akan membawa Indonesia mendapatkan masa depan lebih baik.
Selanjutnya mantan Komisioner KPK Saut Situmorang dalam paparannya menyatakan rezim Jokowi memundurkan pemberantasan korupsi, bahkan KPK di jadikan bawahan Presiden.
“Maka Mahasiswa harus pilih AMIN yang akan membawa KPK ke marwah sebagai lembaga Independen,” tandas Saut
Saut Situmorang yakinkan mahasiswa bahwa AMIN miliki integritas dengan track record yang teruji.
Sementara Geisz Chalifah yang turut sampaikan materi mengatakan track record pemimpin lebihi dari gimick pencitraan itu tidak mencerdaskan publi.
Lanjut Geiz Chalifah, mahasiswa yang kritis akan bisa peroleh informasi bagaimana Anies Baswedan miliki succes story karya membangun Jakarta.
Rocky Gerung memungkasi diskusi dengan mengatakan Indonesia di era Jokowi telah terjadi defisit demokrasi bisa kita lihat bagaimana ketika otoriterisme mirip orba berlangsung.
Bahkan kata Rocly Gerung untuk berbeda pendapatpun harus dikriiminalisasi
Rocky Gerung ingatkan mahasiswa untuk mengetahui latar belakang Capres harus jadi pencermatan , jangan pilih Capres dari bagian rezim Jokowi
Rocky Gerung optimis jika mahasiswa sudah kembali pulih akan kawal proses pemilu.
Selain itu Rocky Gerung ungkapkan bahwa ia meyakini pemilu akan berjalan tidak normal karna Jokowi ketakutan akibat banyak proyek mercusuar yang terindikasi KKN.
“Rocky Gerung katakan ini harus ada perubahan,” tandas Rocky
Diskusi dilanjutkan open dialog yang kritis dan melibatkan peserta yang juga hadir di luar kampus Unhas. Turut serta hadir dari KIB Yasin Kara, Sirojudin Wahab dan Andrianto Andri yang tidak pernah absen agenda KIB. (Yoss)