James Muhammad al-Fatih, Optimis Lolos ke Parlemen
JAKARTASATU.COM — Performa talenta bersahaja. Menapaki anak tangga juara. James Muhammad al-Fatih, namanya — fasih menjaga asa.
Turun berlaga untuk kejaran tiket ke Senayan. Parlemen level nasional lewat Pemilu 2024. Langkah taktis strategis dijalani secara seksama. Tampak semangat dan optimisme memenangi kontestasi demokrasi. Kursi DPR RI untuk James yang diusung Partai Amanat Nasional (PAN). Mewakili dapil Jabar-11 yang meliputi Kab. Garut, Kab. dan Kota Tasikmalaya.
Optimisme James cukup argumen dan alasan. Setidaknya dari kuota kursi yang diperebutkan di dapil itu. Berjumlah 10 kursi DPR RI atau kuota terbanyak yang sama dengan dua dapil lainnya, Jabar-2 dan 7. James membuka peluang terpilih di antara 97 aleg DPR RI dari dapil Jabar.
James kian giat melangkah. Dapil dengan coverage area sangat luas. Mencakup total 89 kecamatan, meliputi 841desa. Betapa pun tidak harus semua digarap. Setidaknya dukungan suara dimungkinkan maksimal. Tercatat hampir 2 juta calon pemilih di Kab. Garut. Sekira 1,4 juta di Kab. Tasikmalaya dan 538.324 orang dalam daftar pemilih tetap (DPT) Kota Tasikmalaya.
Muda usia dalam takaran kompetensi dan kapasitas sebagai anggota parlemen, James senantiasa menjaga asa. Sebuah kepercayaan diri untuk kejaran harapan. Upaya maksimal tengah dilakoni di usia 42 tahun. Melanjutkan mimpi, demi keberhasilan.
Kawasan Priangan Timur yang menjadi dapilnya, bukanlah daerah asing bagi James. Saat bertugas di Kementerian Pertahanan, dia kerap berkunjung ke sejumlah ulama di Garut. Cukup alasan, James terpanggil untuk berkiprah secara politik. Bersamaan mimpinya untuk berbuat menyejahterakan warga kawasan.
James Muhammad al-Fatih ingin memaknai kualitas parlemen setara harapan rakyat. Sederet pengalaman dan tapak kinerjanya, terbilang mumpuni. Pernah menjadi staf khusus Menteri Pertahanan Bidang Hubungan Luar negeri (2014-2019). Juga anggota Pokja Pemasaran Klaster Industri Strategis dan Pertahanan Kementerian BUMN RI, hingga Tenaga Ahli Dirut PT LEN Industri (2018-2019).
Tercatat aktif di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Australia, PP Pemuda Pancasila, PP Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan Majelis Ekonomi PW Muhammadiyah Jawa Barat.
Pengalaman dalam industri swasta dan profesionalnya juga menoreh banyak prestasi. Sebelumnya bertugas di Telstra (BUMN Telekomunikasi milik Australia) sebagai Business dan Corporate Manager. James pernah gawe juru masak di sebuah restoran Indonesia di Perth, Western Australia Barat. Bahkan jauh sebelum menjabat Direktur di PT. Hamu Investama Corporindo di 2012, sebuah perusahaan pemilik Fajar Media Group milik HM Alwi Hamu dan Dahlan Iskan — dia pernah mengalami kerja Cleaner (jasa pembersih) di perpustakaan terbesar milik Pemerintah Australia Barat. Lintas industri pernah digelutinya. Sederet pengalaman itu pula yang membentuk karakter pada diri James. Telaten, ulet, pekerja keras dan senantiasa disiplin dalam menjalani titian hidup.
Bakti dan prestasi muda usia, mengiringi langkahnya. Bagi seorang James, menjadi wakil rakyat bukanlah profesi — melainkan ranah perjuangan untuk umat. Dia memaknai menjadi caleg DPR RI dapat memberikan kebaikan dunia dan akhirat. “Untuk saya, keluarga, umat, bangsa dan negara,” katanya.
Saat interaksi dengan warga Garut dan Tasikmalaya untuk sosialiasi dan kampanye, James menemukan optimisme dan harapan masyarakat yang sangat tinggi. Itu dimaknai sebagai ikhtiar para konstituen untuk menemukan sosok dewan yang betul-betul amanah dan akan bertugas menjadi wakil rakyat sesungguhnya.
Pemilu selalu dihadapkan dengan isu pola pikir masyarakat yang pragmatis. Adalah akibat kekecewaam terhadap dewan pilihannya selama ini. Bagi James, justru banyak menemukan warga yang menolak diberi uang. Warga menginginkan perubahan dengan memilih sosok dewan yang jujur. Mampu menyalurkan aspirasi dan program sebagai hak warga di dapilnya.
Dalam setiap kampanye, James selalu menekankan — bahwa tak ingin menjadikan ikhtiar politiknya ini sebagai ajang mencari kekayaan. Ia sadar, bila warga Priangan Timur memilihnya kelak menjadi anggota DPR RI — jabatan itu menjadi ujian untuk berperan sesuai harapan konstituennya. Andai pun gagal dalam ujian tersebut, James tidak ingin terus menjadi anggota dewan untuk periode berikutnya. Dia akan memilih mengkader caleg yang lebih enerjik dan mumpuni. Bagi James, harapan untuk bangkit dengan politik yang nontransaksional masih ada di Priangan Timur. Meyakini dengan sepenuh hati, bahwa ia sanggup menjadi abdi rakyat — sesuai harapan pemilih di dapil gemuk itu.
James bukan caleg kaleng-kaleng (meminjam istilah kekinian -pen). Dia berbalut keturunan orang-orang ternama. Garis silsilah ibunya, James adalah cucu cicit dari Syeh Al-Irsyad Albanjari, yaitu waliyullah penyebar agama Islam di nusantara atau keturunan ke-48 Nabi Muhammad SAW. Sementara garis keturunan ayah, James adalah cicit dari KH Rd. Massaid — pendiri Pengadilan Agama pertama di Indonesia dan salah satu tokoh penting pejuang nasional.
James ingin mengabdikan diri untuk kemajuan Islam dan negara. Sejak usia 24 tahun, unjuk peran di berbagai forum dan diskusi ikhwal perdamaian dunia Islam dan ekonomi syariah. Itu pula yang membekali James menjadi orang Indonesia biasa yang diizinkan masuk ke dalam Ka’bah Baitullah atas izin Kerajaan Arab Saudi dan Gubernur Haramain. Spasi istimewa yang langka, mewarnai langkahnya.
Bermodal pendidikan madrasah, James menimba prestasi pendidikan di Curtin Internasional Colllege dan University of Technology Australia . Sejumlah diklat taraf internasional tak luput dari minatnya. Antara lain di Amerika, Rusia dan Australia.
Bekal pengalaman tadi menginspirasi James dalam kiprah di parlemen kelak. Ia menaruh perhatian untuk perjuangkan hadirnya koalisi keumatan dan mengambil alih kepemimpinan politik dalam negeri dan dunia untuk kembali pada pangkuan umat Islam.
Karuan, James pun unjuk optimis melangkah ke DPR RI. Lebih dari bekal kompetensi dan kapasitas. Menuju hadirnya parlemen berkualitas. Semoga.
– imam wahyudi (iW)