Kiyai NU Bersatu,
PKB Lawan Kezaliman…”

Faizal Assegaf (kritikus)

Besar atau kecil suara PKB di musim pemilu, sangat tergantung restu kelompok kiyai dan solidaritas warga NU. Di Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi fokus bagi Gus Imin dan kader PKB berkonsolidasi.

Tak heran, sering kali PKB diplesetkan sebagai Partai Kiyai Bersatu. Ibarat ikan dan air, PKB dan NU tak bisa dipisahkan. Saling mengikat oleh faktor sejarah, ideologi dan budaya masyarakat santri.

Di Pilpres kali ini, Ketum PKB Muhaimin Iskandar alias Gus Imin tampil jadi Cawapres. Kehadiran Gus Imin di panggung strategis tersebut, suka atau tidak, telah menyegarkan dinamika warga NU.

Setelah Gus Dur, kini Gus Imin tampil mengukir jalan politik yang fenomenal. Bertarung secara sengit di jalur Pilpres dan pemilu legislatif. Dua agenda yang sangat strategis dan saling melengkapi.

Selain itu, kehadiran Anies Baswedan yang diusung sebagai Capres, menyodorkan dinamika. Setidaknya telah membuka jalan bagi Nasdem dan PKS berbaur dengan basis NU di Jatim dan Jateng.

Memberi gambaran, ketiga partai saling bersaing soal pemili legislatif, tapi solid untuk memenangkan Anis-Imin. Untuk maksut itu, suka atau tidak, PKB mesti lebih progresif menyatukan para kiyai.

Demi memastikan pasangan AMIN meraih dukungan yang kuat di semua jejaring warga NU. Tentu butuh isu dan gagasan yang tidak biasa-biasa saja. Namun harus ekstra serius, bernyali dan mendobrak.

Realitas kemiskinan yang terjadi di kedua wilyah itu butuh penyikapan tegas dan konkret. Tidak boleh membiarkan warga NU yang berkontribusi besar bagi negara, justru menjadi korban penindasan.

Kenyataan ketidakadilan itu, menjadi problem yang tidak hanya di Jatim dan Jateng. Tapi menyebar luas di berbagai daerah lainnya. Praktek bernegera secara culas, zalim dan semena-mena.

Satukan seluruh kiyai, bangkit melawan…!

**