Spanduk Rakyat: Simbol People Power yang Gagah dalam Kemiskinan
Oleh: WA Wicaksono
Analis iklan dan pencitraan
Ungkapan jawa, “ono rego ono rupo” yang dalam bahasa Indonesia berarti “ada harga ada rupa/wujudnya”, memang benar-benar bisa kita rasakan pada masa-masa kampanye di setiap hajatan demokrasi nasional Indonesia yaitu pemilihan umum (pemilu), baik pemilihan presiden (pilpres), pemilihan anggota legislatif (pileg), maupun pilkada.

Lihat saja, bagaimana pilpres 2024 di Indonesia bisa menjelma sebagai panggung bagi para kandidat capres-cawapres untuk unjuk gigi dalam meraih dukungan publik dengan berbagai cara dan media bahkan jor-joran kerahkan kekayaan dana yang mereka miliki.
Alhasil jalannya dinamika kampanye menjadi semakin kompleks dan kebutuhan biaya yang luar biasa besarnya, tidak bisa terelakkan lagi. Ketika biaya pesta demokrasi meroket semakin mahal dan biaya kampanye semakin melejit tinggi, maka munculnya fenomena spanduk rakyat menjadi gebrakan menarik. Sebuah gebrakan yang bisa dibilang mampu menggambarkan potensi kreativitas dan semangat partisipasi masyarakat dalam proses demokrasi yang tengah berlangsung.
Biaya Kampanye Mencekik
Tentunya kita semua sudah memahami bahwa sebagai sebuah negara demokratis, Indonesia sejak kemerdekaannya telah menggelar hajat pemilihan umum secara rutin, termasuk Pemilihan Presiden yang dilakukan setiap lima tahun. Namun lagi-lagi, fenomena biaya kampanye yang tinggi menjadi salah satu tantangan utama bagi calon presiden dan partai politik dalam berperan aktif. Kebutuhan kampanye yang notabene memerlukan dana besar untuk belanja iklan, menggelar acara, dan memobilisasi massa, membuat kontestan yang kurang dana akan kesulitan untuk mampu bersaing secara setara, adil dan seimbang.

Walaupun secara teori maupun fakta bahwa kepemilikan dana kampanye yang berlimpah, bukan berarti menjamin diraihnya kemenangan di tangan, namun dalam sebuah pertarungan ketidaseimbangan dana ini menjadikan pertarungan yang berjalan terasa agak njomplang.
Memang, sejarah pemilu di berbagai negara telah membuktikan bahwa dana benar bukan satu-satunya faktor penentu kemenangan. Banyak faktor-faktor lain seperti popularitas, integritas, dan kapabilitas kandidat yang notabene memiliki pengaruh besar terhadap hasil akhir pemilihan yang digelar. Bahkan pada beberapa kasus tertentu, justru Keterbatasan dana yang ada, mampu memicu munculnya kreativitas dan strategi alternatif yang ternyata justru jitu dan ampuh untuk memenangkan hati pemilih yang ada.
Spanduk Rakyat Bukan APK Biasa
Pada Pilpres 2024 kali ini, kita bisa melihat munculnya spanduk rakyat sebagai solusi alternatif yang kreatif dari para pendukung pasangan capres-cawapres no urut 1: Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN), yang konon katanya sangat kekurangan biaya karena berasal dari pihak yang oposisi terhaadap pemerintah.
Untuk menutupi masalah ketiadaan donatur atau bohir dalam mengatasi keterbatasan biaya kampanye, konon masyarakat pendukungnya pun mengambil peran aktif dengan menciptakan fenomena baru yang disebut “Spanduk Rakyat.”
