fb@saraqaed
fb@saraqaed

TENTARA ISRAEL VS LASKAR HAMAS, KUAT MANA?
BAHAN BACAAN BUAT MENHAN RI

Oleh: Memet Hakim
Pengamat Sosial & Wanhat APIB & APP TNI
Capres no 2, saat debat capres 07.01.2024 sampai 2 x menyebutkan bahwa Palestina negara lemah sehingga dijajah. Penjajahnya tentu Israel, tidak ada negara lain. Penjahatnya tentu Inggris yang memberikan wilayah tersebut ke Israel.
Betul Palestina lemah, karena pemimpinnya sulit bersatu. Persis seperti Indonesia sebelum merdeka, dijajah Belanda dan Jepang. Akhirnya Indonesia merdeka bukan karena ada TNI tetapi karena laskar, pemuda  dan rakyat bersatu, melawan penjajah. BKR cikal bakal TNI baru lahir tanggal 5 Oktober.
Doktrin “Perang Rakyat Semesta” itulah yang membuat TNI kuat dan selalu berhasil dalam tugasnya.TNI adalah Tentara Rakyat, Tentara Revolusi, dan Tentara Nasional. Di Palestina mirip sekali di Indonesia beberapa dasa warsa yl. Laskar Hamas, dll sangat didukung dan diidolakan oleh rakyat Palestina.
Laskar dan pemuda Palestina kini bersatu setelah laskar Hamas al Qassam mulai menyerang penjajah Israel. Semua brigade2 perlawanan bersatu, saatnya Palestina yang dulu mendukung Kemerdekaan RI sekarang harus merdeka !!!.
Laskar perlawanan terhadap Israel merupakan laskar dari beberapa partai di Palestina. Mereka tidak memiliki pesawat terbang, tank, kendaraan lapis baja dan peralatan canggih seperti Iron dome segala, akan tetapi mereka memiliki akhlak dan semangat jihad yang sangat tinggi. Kematian merupakan kehormatan bagi laskar ini, mereka ingin mati syahid. Personil laskar ini terbiasa dengan puasa, tirakat dan membaca al Qur’an.
Berbeda jauh dengan pasukan Israel yang merupakan tentara profesional, memiliki senjata lengkap, canggih dan berteknologi tinggi. Memiliki pesawat tempur, tank, kendaraan lapis baja, iron dome, kapal laut dan akses internet tidak terbatas. Dalam kondisi yang serba canggih dan lengkap, Israel masih bergantung pada tentara AS, Inggris dll, sampai Kapal Indukpun didatangkan. Pasukan ini sangat manja, tidak kuat sengsara dan takut mati. Akhlaknya buruk, terkenal sadis dan ahli membunuh orang tidak berdaya seperti anak2, perempuan dan orang tua.
Pasukan Israel yang kabarnya sangat kuat dengan persenjataan canggih, dimata al Qassam tidak lebih seperti bebek. Mereka mudah dipatahkan dan dipukul mundur oleh pasukan Hamas. Ribuan tentra Israel mati, gila dan luka2, hampir seribuan tank, lapis baja yg hancur oleh Hamas dan Hizbullah.
Israel kuat karena media dan propaganda yg hebat. Selain itu Israel mengandalkan “bantuan” Amerika dan Inggris dan Sekutunya. Ibarat anak muda yang belaga dan sombong, menjadi berani karena merasa ada bekingnya.  Lawan Hamas saja Israel belum apa-apa sudah minta dibantu Amerika. Tidak heran jika pasukan Amerika juga banyak mati konyol di Israel.
Hamas, dibantu oleh Brigade Hizbullah di Lebanon, Jihad Islam, al Quds dari Tepi Barat, al Jenin, al Martyr, dll yang merupakan laskar perlawanan Palestina terhadap Israel.
Negara yang membantu Palestina dengan memblokade Laut Merah adalah Yaman dengan pasukan Houthinya yang sangat displin dan berani. Mereka membantu blokade arus perdagangan dari dan ke Israel. Negara Iran, Irak, Suriah membantu menghancurkan pangkalan udara AS yang tersebar di Suriah dan Irak.
Turki, Rusia, Korut dan Cina juga siap membantu jika diperlukan. Blokade laut ini sangat efektip, blokade udara belum terlihat hasilnya.
Perang antara “Hamas dan Israel” di Gaza akhirnya berkembang jadi antara “Palestina dan Israel” (di Gaza dan Tepi Barat). Bukan tidak mungkin perang ini melebar menjadi perang di Timur Tengah.
Israel justru mengharapkan perang ini menjadi perang dunia ke III. Itulah culasnya Israel, tidak mau rugi sendiri, harus melibatkan Amerika dan Sekutunya. Ini rencana jahat Israel yang tersembunyi.
Israel dan sekutunya menyebut laskar Hamas adalah teroris, radikal. Joe Bidden presiden Amerika bahkan menyebutnya pengecut. Inilah wajah Amerika dan sekutunya di Eropa, menuduh para pejuang atau mujahid seperti itu, tapi mereka sendiri yang pengecut dan menjadi terorisnya.
Pihak mana yang lari dari medan pertempuran ? Pasukan mana yang gak mau perang ? Tentara mana yg pake popok ? Tentara mana yg membunuh warga sipil & menyiksa para tawanan ? Tentu jawabnya adalah Israel yang dibantu Amerika. Jadi Presiden Amerika juga adalah penjahat perang.
Beruntung Tentara Indonesia tidak terlalu menggantungkan pada peralatan perang yg canggih. Kemampuan individu anggota TNI Indonesia, lebih baik dibanding dengan negara lain, terbukti jika ada latihan bersama dengan pasukan negara lain selalu terlihat unggul.
Kopassus misalnya pasukan elite RI dilahirkan dari Div. Siliwangi pada tanggal 16 April 1952 oleh Kolonel A.E. Kawilarang dengan mama “Kesatuan Komando Tentara Territorium III/Siliwangi dengan komandan pertama adalah Kapten Idjon Djanbi (Kapten Rokus Bernardus Visser). Pada tanggal 9 Februari 1953, Nama Kesko TT berubah menjadi KKAD (Korps Komando Angkatan Darat), pada tanggal 18 Maret 1953, RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat) pada tanggal 25 Juli 1955, terus menjadi Kopassandha padaTanggal 17 Februari 1971 dan terakhir bernama Kopassus (Komando Pasukan Khusus) dan pasukan khusus lainnya telah menjadi kebanggaan rakyat Indonesia. Jangan sampai TNI menjadi TPI (Tentara Pemerintah Indonesia)
Pasukan Kopassus yg kita banggakan ini dibentuk 7 tahun setelah Indonesia Merdeka dengan fasilitas yang cukup baik. Bandingkan dengan Brigade al Qassam, Hizbullah, Al Quds yang terbentuk dalam kondisi seadanya, masih dijajah, diblokade Israel akan tetapi dapat membuat terowongan dan senjata sendiri.
Laskar Hamas dapat disejajarkan dengan laskar perjuangan Indonesia tempo dulu saat sebelum merdeka yang menang lawan Belanda/Sekutu & Jepang,  pasukan rakyat Vietnam yang menang melawan Amerika dengan terowongannya yang sangat terkenal dan pasukan rakyat Afganistan terdiri dari para santri yang menang melawan Rusia dan Amerika.
Jadi rasanya tidak tepat jika ada capres yang meremehkan Hamas dan Palestina. Mungkin perlu membaca kembali sejarah perjuangan. Yang lemah itu justru Indonesia saat ini dibawah pengaruh RRC, Amerika, oligarki dan Neo komunis.
Bandung, 9 Januari 2024