JAKARTASATU.COM — Dadang Naser tengah membuka peluang. Meraih tiket DPR RI lewat Pemilu 2024 mendatang. Optimisme berbalut tapak jejaknya yang monumental.
Dia mantan Bupati Bandung yang mumpuni berdedikasi. Mematri prestasi hingga reputasi. Dua periode masa jabatan di pundaknya. Rentang pengabdian dengan sejumlah karya pembangunan, menuai apresiasi.
Dr. H. Dadang M Naser, SH, SIP, MI.Pol., identik dengan sekujur Kab. Bandung. Daerah pemilihan (dapil) yang diwakilinya dalam kontestasi legislatif. Dadang Naser dan Kab. Bandung bagai “dua sisi mata uang”. Satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Kang DN, begitu sapaan akrabnya memimpin Kab. Bandung selama satu dekade. Bupati dua periode, 2010-2015 dan 2015-2020. Sejumlah prestasi pembangunan ditorehkan lewat slogan Sabilulungan. Pesan yang membumi dan kadung populer di jagat Kab. Bandung. Pesan inspiratif sebagai penjabaran kearifan lokal yang lebih dari sekadar mengedepankan prilaku gotongroyong.
Semangat sabilulungan melekat di dalam sanubari warga dayeuh (kabupaten) yang berporos di Soreang itu. Selama satu dekade, Kang DN tak kenal lelah berbakti dan mengabdi.
Prestasi terakhir berupa Gedong Munara 99 yang multifungsi dilengkapi skywalk. Kini, menjadi icon (simbol) kemajuan Kab. Bandung. Jembatan layang untuk pejalan kaki yang menghubungkan dua kompleks. Munara 99 dan skywalk melengkapkan keberadaan Gedong Budaya kawasan Sabilulungan. Di seberang jalan utama depan kompleks Pemkab Bandung. Dibangun pula Dome Balerame, arena serbaguna — termasuk pentas musik.
Tiga karya monumental yang menjadi warisan berkesan dari kinerja Kang DN. Ketiganya dilabel nama Sabillulungan yang kadung membumi di Kab. Bandung. Legacy lainnya berupa RS Otto Iskandar Dinata dengan orientasi bertaraf internasional. Pun Kang DN adalah penggagas Citarum Harum sebagai program meminimalisasi banjir di kawasan Bandung Selatan
Karuan, sejumlah tokoh setempat mendorong Kang DN berkiprah di DPR RI. Mewakili Partai Golkar di dapil Jabar 2 yang meliputi Kab. Bandung dan Bandung Barat (KBB). Melanjutkan bakti memperjuangkan aspirasi.
Setidaknya jawaban dari janji Kang DN, usai akhir jabatan bupati. Dia ingin tetap berkarya untuk kemajuan Kab. Bandung. Semasa kinerja bupati, telah menunjukkan banyak perubahan berarti. Searah derap pembangunan berkelanjutan. Kang DN berhasil menyempurnakan keberadaan Stadion Si Jalak Harupat hingga capaian kualifikasi standar internasional. Kini juga menjadi icon Kab. Bandung. Kawasan stadion yang berhasil dikembangkan menjadi sentra olahraga dengan 16 venues.
Semasa bupati, suami Hj. Kurnia Agustina merealisasikan pembangunan jalan tol Soroja. Ruas Soreang – Pasirkoja. Dari titik Kota Soreang, ibukota Kab. Bandung ke Jl. (Terusan) Pasirkoja di sisi barat Kota Bandung. Jalan tol sepanjang 10,57 km dengan investasi Rp 1,7 Triliun diresmikan operasionalnya oleh Presiden Jokowi pada 04 Desember 2017. Terhubung ruas tol Padaleunyi (Padalarang – Cileunyi). Hal menarik, gagasan pembangunan tol Soroja — sudah digulirkan sejak Kang DN memimpin Komisi-D (bidang infrastruktur) DPRD Jawa Barat 2004-2009. Tak nyana, Kang DN pula yang memimpin realisasi pembangunannya. Saat setahun kemudian terpilih Bupati Bandung lewat pilkada 2010.
Lebih dari cukup bekal bagi Dadang M. Naser untuk berkiprah di parlemen kelas nasional. Program, visi dan misi yang sudah dilaksanakan — melengkapi kompetensi dan kapasitasnya sebagai calon legislator (caleg). Prasyarat yang sejatinya berlaku untuk melahirkan lembaga perwakilan rakyat berkualitas. Sejalan harapan segenap rakyat.
Dadang M. Naser meniti karier dari dasar. Terlahir dari keluarga sederhana, ia harus lebih dulu melewati titian yang bagai ujian. Menjadi pedagang asong, bertani, buruh fabrik hingga guru honorer. Petunjuk arah dari Yang Maha Kuasa, tak menduga — kelak berperan dalam misi perdagangan ke forum mancanegara.
Kang DN unjuk sebagai organisatoris. Sederet pengalaman bidang sosial kemasyarakatan, politik, ekonomi dan pemerintahan. Spesifik lewat organisasi kepemudaan, kemahasiswaan, keagamaan, lingkungan hidup, pertanian, bisnis, kepramukaan hingga politik.
Dengan modal sosial yang sudah tertanam, kiprah politiknya di Golkar menuai hasil. Kang DN menjadi anggota DPRD Kab Bandung, berlanjut ke tingkat provinsi — DPRD Jawa Barat. Sebagai pituin (putra daerah), Kang DN melanjutkan prestasi sebagai Bupati Bandung untuk dua periode masa jabatan.
Kemajuan suatu daerah ditandai setidaknya tiga indikator utama. Meliputi layanan publik, sistem kelola pemerintahan dan daya saing antardaerah. Layanan publik bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Itu pula performa Kang DN semasa menjadi Bupati Bandung.
Dedikasi, prestasi dan reputasi tak membuat Kang DN ditandai raihan ragam penghargaan. Tingkat regional dan nasional. Dalam waktu hampir bersamaan pada 2016, beroleh dua kali Satya Lencana Pembangunan. Bidang peduli lingkungan dan pengembangan koperasi UKM (usaha kecil menengah) serta bidang Keluarga Berencana (KB). Dalam pengembangan UKM, ditandai keberadaan 942 koperasi pada 2015. Ditambah 30 koperasi unit desa (KUD) dan 1.589 koperasi nonKUD.
Kabupaten Bandung di tangan dingin Kang DN juga juara dalam Ketahanan Pangan tingkat Jabar. Ditandai sukses pembangunan desa dengan strata Desa Mandiri terbanyak. Nilai investasi pemkab pun meningkat signifikan. Dari senilai Rp 16,9 triliun pada 2018, di akhir jabatan (2020) menjadi Rp 25,6 triliun.
Dengan sederet prestasi sebagai bupati, Kang DN tak larut akan jabatan. Mengikuti kursus Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional). Berlanjut kejaran pendidikan tinggi menjadi perhatian. Berkait bidang hukum tata negara dan ilmu pemerintahan. Terakhir studi program Doktoral bidang Ilmu politik dan pemerintahan di Universitas Padjajaran.
Lengkap sudah aspek program, visi dan misinya. Sederet karya nyata yang tak membuat Kang DN jumawa. Tak serta-merta berpuas hati, tetap rendah hati dan bersahaja. Tentu, kehadiran Dadang M. Naser di pentas parlemen nasional sangatlah diharapkan. Semoga.***
– imam wahyudi (iW)