Sesuatu yang dilakukan ikhlas karena Allah, pasti akan terus langgeng. Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,
“Segala sesuatu yang tidak didasari ikhlas karena Allah, pasti tidak bermanfaat dan tidak akan kekal.” (Dar-ut Ta’arudh Al ‘Aql wan Naql, 2: 188).
Kekuasaan Itu Tidak Langgeng, yang Langgeng Hanya Allah hal itu juga diungkap Ketum PDIP Megawati saat memberikan khotbah dalam acara Natal PDIP, di JIExpo Kemayoran, dikutip Jumat (19/1).
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri lagi-lagi menyinggung soal adanya intimidasi yang kerap dialami oleh warga di tengah Pemilu 2024.
Dia menegaskan, rakyat jangan takut intimidasi oleh kekuasaan. “Hak rakyat untuk menang, jangan takut kepada intimidasi, jangan takut kepada kekuasaan, karena kekuasaan tidak langgeng, yang langgeng adalah Allah SWT. Ingat,” ujar Megawati lagi memberikan khotbah dalam acara Natal PDIP, di JIExpo Kemayoran, dikutip Jumat (19/1).
“Saya pikir, untuk memberi sebuah jalan penerangan kepada seluruh rakyat Indonesia, pemilu ini sebenarnya untuk anda, bukan siapa-siapa, bahwa hak Anda-lah menentukan siapa yang jadi pemimpin akan datang,” tambah dia.
Cerita soal Bertemu Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar Megawati, di dalam pidatonya di acara itu, juga bercerita tentang perjalanan terakhirnya ke Vatikan dan bertemu Paus Fransiskus. Ia mengaku sebelumnya tak membayangkan akan bisa bertemu pemimpin Katolik tertinggi tersebut. “Padahal semua tahu saya beragama Islam. Perempuan lagi. Itu peristiwa luar biasa. Tapi itu terjadi karena saya terpilih menjadi salah satu juri yang dipilih Paus dan Imam Besar Mesjid Al Azhar,” kata Megawati.
Ternyata, Imam Besar Mesjid Al Azhar dan Paus Fransiskus menyimak laporan tentang Megawati yang selalu menyatakan kebenaran bagi kepentingan umat manusia. Masih berkaitan dengan itu, di dalam perayaan HUT PDIP tahun ini, Megawati memilih tema “Satyam Eva Jayate”, bahasa Sansekerta yang berarti “Kebenaran Pasti Menang”. “Itu bukan kata-kata saya. Itu adalah ketika abad ke-13, Raden Wijaya sepertinya dibuat sengsara. Dan ada Mpu yang mengatakan, jangan takut dan jangan lemah, beranilah, jujurlah, kemenangan selalu ada, kebenaran selalu ada, dan pasti menang,” urainya.
Baginya, prinsip ini sangat penting untuk jadi pegangan. Seperti diajarkan semua agama apapun, manusia pasti selalu akan diberi cobaan. Dan jalan kebenaran harus selalu menjadi pegangan, jangan takut membela kebenaran. “Sebagai manusia selalu kita diberi cobaan. Itu semua agama mengajarkan begitu. Kita akan selalu dicoba untuk apakah menjadi orang baik, atau orang tidak baik,” ucap dia.
Pernyataan Megawati ini sebenarnya untuk siapa?
Kalau kita menenggok Plato yang mengatakan tentang kepemimpinan pertama-tama, dengan melonggarkan gagasannya bahwa hanya raja filsuf yang boleh memerintah, kita bisa sepakat bahwa para pemimpin, dulu dan sekarang, harus berkomitmen pada kebijaksanaan dan pencarian kebenaran. Pemimpin adalah individu yang bekerja keras untuk mencapai inti permasalahan: mereka mencari bukti dan fakta untuk menginformasikan tindakan mereka dan menginformasikan tindakan orang-orang di sekitar mereka.
Kedua, pemimpin juga merupakan individu yang menghargai keadilan dalam interaksinya dengan orang lain, baik sebagai pemimpin yang adil saat mengelola organisasi, atau sebagai pendukung hasil yang adil melalui kerja dan misi organisasi.
Ketiga, pemimpin yang efektif juga memiliki temperamen yang moderat dalam pendekatannya dan menunjukkan pengendalian diri dalam tindakannya. Mereka perhatian, namun tegas. Dan yang terakhir, pemimpin yang terinspirasi oleh Platonis akan berusaha untuk berani dalam visinya dan tangguh dalam menghadapi ketidakpastian.
Para pemimpin yang bersifat platonis merencanakan arah ke depan sambil tetap reaktif terhadap tantangan yang menghadang.
Seperti yang dikatakan Plato: “Arah dimulainya pendidikan seseorang akan menentukan masa depan hidupnya.”
Dalam Islam jelas pemimpin patuh dan taat pada Al-Qur’an dan Hadist sebagai referensi utama. Selain itu, pemimpin juga harus mencintai yang dipimpinnya dan membawa mereka pada kebaikan dan keselamatan. Pemimpin dalam hal ini tidak menjerumuskan, tetapi membawa pada jalan keselamatan bersama. Kepemimpinan dalam Islam pun bukan untuk kelompok kecil, tetapi memimpin dunia dan seluruh makhluk yang berada di dalamnya. Artinya, setiap manusia lahir dan memegang amanah kepemimpinan, untuk mengajak pada kebaikan dan tidak berbuat kerusakan. Jika ketika seorang manusia sedang memegang amanah memegang kendali kepemimpinan di skala wilayah kecil, tetap harus berpikir universal demi kemaslahatan.
Jadi Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebenarnya telah mencolek siapa yang dimaksud. Apa yang ingin kuasa lewat jaur lain itu? Pasti Anda tahu…. Tabik…. !! (am)