Anies Baswedan menunjukkan buku "Sepilihan Kutipan Bijak & Inspiratif: Anies Baswedan, Sang Pemimpin". foto/IW
Anies Baswedan mengapresiasi buku kumpulan kata bijak yang pernah diucapkannya. Bertajuk Sepilihan Kutipan Bijak & Inspiratif: Anies Baswedan, Sang Pemimpin.
Capres nomor urut 1 ini tampak ingin menyimak dan membaca. Menemani perjalanan Bandung – Purwakarta, Minggu jelang sore, 28 Januari 2024. Usai acara temu seniman dan budayawan Jabar, NgaJabarkeun Abah Anies.
Sejatinya, Anies sudah memiliki buku itu. Begitulah cara dia unjuk apresiasi terhadap sebuah karya dan kreasi. Kebetulan penulis menjadi bagian dari buku itu. Sebuah tulisan ringan sebagai “bumbu penyegar” di antara kumpulan kata bijak Anies Baswedan.
Peristiwa tak terduga berlangsung. Seakan hendak mematri tapak sejarah perjalanan Anies. Tak kecuali, terkait kontestasi presiden 2024. Di antara jubelan awak media, penulis meminta Anies membubuhkan tandatangan di lembaran buku itu. Pada bagian tulisan dengan byline saya. Semata sebagai tapak kisah bersama Anies.
Tak terduga dimaksud, ketika Anies Baswedan hendak meninggalkan arena. Di luar lobby Hotel Papandayan, Anies kembali menyapa. Bahkan ingin memiliki buku tadi. “Ini saja ambil,” kata penulis. Spontan Anies menjawab, “kan sudah saya tandatangan untuk kau.” Berikutnya, beliau menerima buku itu. Memperlihatkan kepada kerumunan orang. Menentengnya hingga memasuki kendaraan yang siap melaju ke agenda berikutnya di Purwakarta.
Sepilihan Kutipan Bijak & Inspiratif: Anies Baswedan, Sang Pemimpin digagas Aendra Medita dari Meprindo Media Group (MMG) juga ABC. Aendra juga penyusun bersama Feko Supriyadi. Dua penulis di dalamnya, termasuk Dr Memet Hakim. Dilengkapi ilustrasi lukisan sosok Anies Baswedan karya AR Tanjung.
Peluncuran buku inspiratif itu diresmikan oleh Prof. Dr. Hj. Aliyah Rasyid Baswedan, M.Pd di Jakarta, 03 Oktober 2023. Adalah ibunda Anies Baswedan yang menapaki usia 84 tahun. Berlanjut “diskusi & bedah buku” di Imah Anies, Arcamanik, Bandung, 18 Januari 2024 lalu. Apresiasi pun hadir untuk Aendra Medita selaku penggagas. Di tangan seorang jurnalis mumpuni, sesuatu yang sederhana menjadi bermakna.***
– Imam Wahyudi