Pidato Jusuf Kalla di FISIP UI : Pemilu Terburuk di 2024 Perlu Dikoreksi dan Dievaluasi

JAKARTASATU.COM— Tokoh nasional Jusuf Kalla sampaikan  pidato di forum FISIP UI  bertajuk Election Talk #4 Konsolidasi Untuk Demokrasi Pasca Pemilu 2024: Oposisi Atau Koalisi? di FISIP Universitas Indonesia (UI), Depok, Kamis (7/3/2024).

Dalam sejarah Indonesia ada demokrasi berbeda jaman. Jaman Bung Karno Demokrasi Terpimpin, Jaman Soeharto Demokrasi Pancasila. Jaman sekarang terbuka namun banyak masalah yang harus dihadapi.

” Yang dihadapi itu sistem. Sistemlah yang dapat mencapai tujuan.” ujar mantan wapres ke 10 ini

Menurutnya banyak fihak menilai demokrasi di pemilu 2024 perlu dikoreksi, dievaluasi.

“Saya menyebut pemilu terburuk dalam sejarah setelah tahun 55. Artinya adalah pemilu, demokrasi diatur oleh minoritas – sedikit orang oleh orang-orang yang punya uang,” ungkapnya.

Jusuf Kalla atau JK mengatakan hasil suara Pemilu 2024 dapat diterawang dari tiga momentum, yakni sebelum pencoblosan, saat pencoblosan, dan setelah pencoblosan pada 14 Februari 2024 lalu

“Kita lihat suara Pemilu, tentu kita bagi tiga, sebelum 14 tanggal, pada 14 dan setelah 14. Itu terjadi semuanya,” kata

Jusuf Kalla menyinggung terkait bansos pada pilpres 2024. Ia menilai ada pengondisian yang dilakukan ketika pencoblosan Pemilu 2024.

“Pengondisian itu, salah satunya dilakukan lewat pembagian bantuan sosial (bansos) menjelang Pemilu,” kata JK

“Apa yang terjadi di (tanggal) 14, pengondisian melihat situasi berapa besar yang dikeluarkan. Tidak boleh pengeluaran negara untuk hal yang sebanyak kebutuhan sosial itu,” jelasnya.

Jusuf Kalla atau sering dipanggil JK itu menilai pengondisian seperti Pemilu 2024 tidak boleh terulang.
“Ini harus dilihat untuk pelajaran masyarakat agar jangan terjadi. Bagi saya bukan soal menang kalah, bukan. Supaya jangan terjadi pada masa yang akan datang,” imbaunya.

JK berharap di kemudian hari demokrasi di Indonesia dapat berkembang menjadi sistem yang baik. Untuk itu demokrasi tidak mudah untuk dibeli karena hanya akan menimbulkan masalah.

“Apabila sistem yang sekarang ini terjadi lagi pada masa yang akan datang akan berulang. Maka demokrasi yang kita harapkan menjadi sistem yang baik akan menjadi terbeli oleh  orang-orang minoritas yaitu orang-orang berkemampuan mengatur sistem demokrasi yang punya uang,” terangnya.

“Kalau demokrasi sudah terbeli, dipengaruhi,ditentukan oleh kelompok-kelompok tertentu. Maka masa depan bangsa ini akan menjadi masalah besar,” pungkasnya. (Yoss)