Refly Harun Sebut Pemilu Brutal, Diskualifikasikan Paslon Yang Curang dan Tak Beretika

JAKARTASATU.COM— Masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Selamatkan NKRI kembali gelar aksi di depan  Gedung DPR RI. Gerakan  Rakyat ini menuntut TRI TURA, Tiga Tuntutan Rakyat yaitu : Turunkan harga–harga , Turunkan dan Adili Jokowi, Wujudkan  dan Kawal Hak Angket Pilpres 2024, Jakarta, Jum’at 8 Maret 2024.

“Jangan kita pedulikan berapa jumlah kita. Kita berjuang melawan yang batil. Kita sudah menunggu anggota DPR untuk melaksanakan hak angket, tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda hak angket akan digelar, ” kata Refly Harun Pakar Hukum Tata Negara dalam orasinya.

“Oleh karena itu mari kita intip-intip sedang apa anggota DPR di sana. Saya dengar Istana sedang menggagalkan hak angket,” ungkap Refly.

Refly menyerukan untuk semakin gencar mendorong hak angket.

“Oleh karena itu kita harus semakin gencar mendorong hak angket. Jika besok akan ada aksi lagi kita turun sebanyak-banyaknya, ” kata Refly dihadapan massa aksi.

Refly sebutkan untuk mengawal penghitungan suara.

“Kita harus terus kawal penghitungan suara ini. Kalau kita ditunjukkan kecurangan yang ada di seantero Nusantara, mudah sekali. Kita tidak menghitung satu persatu kecurangan itu tetapi langsung di pusat kecurangan, di Istana,” tuturnya.

“Ini pemilu yang paling brutal dan tidak bisa dipertanggungjawabkan angka-angkanya,” tandasnya.

Refly kemukakan jangan bicara angka-angka lagi. Tapi diskualifikasi paslon yang curang.

Refly menyatakan jangan dipimpin oleh pemimpin yang curang, tidak beretika.

“Kita tidak ingin dipimpin oleh pemimpin yang curang. Kita tidak bisa dipimpin oleh pemimpin yang tidak ada etika, yang hanya memikirkan keluarganya,” jelasnya.

“Kita harus dipimpin oleh pemimpin yang memikirkan rakyatnya. Oleh karena itu kita harus tetap turun ke jalan,” pungkasnya. (Yoss)