PERANG PALESTINA DENGAN ISRAEL DI BULAN RAMADHAN
(HARI KE 155)

Oleh Memet Hakim
Pengamat Sosial & Wanhat APIB

Perang antara Hamas di Gaza dan Israel, telah menjadi perang antara Palestina dengan Israel dibantu oleh masing-masing sekutunya. Para pejuang di Palestina yang sebelumnya terpecah telah bersatu berperang dengan Israel. Bahkan Hezbolah dari Lebanon dan Houthy dari Yaman telah lama bergabung. Korban sipil tewas telah mencapai diatas 30.000 jiwa dan yang luka-luka lebih dari 74.000 jiwa, hampir 70 % anak-anak, lansia dan wanita. Ini merupakan genosida yang dilakukan negara teroris & penjajah Israel pada Palestina. Walaupun Mahkamah Internasional (ICJ) telah memutuskan secara sementara terkait kejahatan genosida yakni : Israel harus mencegah tindakan genosida di Gaza dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah itu. Seperti biasa Israel tidak mau tunduk pada ICJ sekalipun.

Perang ini telah menewaskan puluhan ribu orang tentara Israel (IDF), akan tetapi laporan resminya hanya beberapa ratus orang saja. Jumlah sebenarnya tentara yang terluka pada kenyataannya jauh lebih tinggi daripada yang diberitakan oleh media Israel. “Karena IDF menyensor laporan tersebut dan pendudukan terus berupaya menyembunyikan besarnya kerugian yang mereka alami,” tulis media Lebanon, Al Mayadeen (Tribun Pekanbaru09.02.2024). Para pejuang Palestina juga tidak diketahui dengan pasti, hanya diperkirakan jauh lebih sedikit. Pihak Israel biasanya mengklaim jika ada penduduk sipil tewas, dihitung sebagai pejuang Hamas, sehingga diperkirakan oleh pihak Israel mencapai 10.000 an, saying perkiraan tersebut jauh dari faktanya.

Pejuang Hezbolah dari Lebanon yang tadinya hanya mengganggu Israel, kini telah berhasil menguasai Palestina di bagian Utara, konon kabarnya sudah 500.000 orang Israel telah keluar dari Gaza Bagian Utara dan tidak kembali lagi ke wilayah tersebut. Perang antara Hezbolah dengan Israel kini telah meluas menjadi perang antar negara Lebanon dan Israel, akibatnya Israel mengalami kerugian yang sangat banyak. Hal ini dipicu oleh Israel yang berhasil menewaskan perwira tingginya dan bahkan ada perwira tinggi Iran yang menjadi penasihat militer di Libanon.

Kebodohan PM Israel sebagai pemimpin kabinet perang Israel adalah memperluas front pertempuran padahal sumber dayanya sudah terkuras melawan Hamas, sehingga Israel mengalami kekalahan di berbagai Wilayah. Partner strategis Israel yang sangat setia yakni Amerika Serikat pun sekarang sudah mulai tidak jor joran membantu Israel. Begitu pula mitranya di Eropa seperti Inggris, Perancis, Jerman, dll. Mengumbar kata akan menguasai Gaza dalam waktu 6 jam, sampai sekarang sudah 155 hari atau 5 bulan, malah ientara Israelnya yang ditarik.

Pejuang Houthy persama Pemerintah Yaman, memblokade kapal laut yang melewati laut Merah menuju Israel. Tindakan Houthy ini sangat efektif, entah berapa banyak kapal dagang dan perang yang mengalami kerusakan dan ditenggelamkan ke dasar laut Merah. Pelabuhan laut Eliat, Israel juga telah dibancurkan, praktis sulit digunakan. Sekarang pihak yang akan membantu Israel atau melakukan perdagangan akan berpikir 2 x jika ingin melewati Laut Merah. Artinya operasi para pejuang dan Pemerintah Yaman berhasil dengan baik.

Dukungan Iran, Irak, Yordania dan Syiria juga sangat membantu, beberapa pangkalan udara AS dilumpuhkan, sehingga tidak dapat digunakan secara normal. Di masa mendatang, AS akan banyak kehilangan mitranya di Timur Tengah, tinggal Arab Saudi yang masih tidak jelas posisinya. Mesir yang tadinya takut dan setia memegang teguh perjanjian garis Philadephia dengan Israel, ternyata Israelnya sendiri yang melanggar. Kini mesir mulai meradang, tapi kelihatannya masih takut perang dengan Israel. Mesir masih ragu melawan penjajah Palestina di Israel. Padahal posisinya sangat strategis dan diatas angin.

Mengapa Israel selalu menindas bangsa Palestina ? ini tidak dapat dipisahkan dengan adanya dukungan tak terbatas dari Amerika dan Inggris dkk. Kedua negara ini harus bertanggung jawab penuh pada negara penjajah Palestina tersebut. Akibatnya Israel menjadi merasa hebat , besar kepala dan sombong.

Masalah internal bangsa Palestina mungkin dapat diambil contoh dari Hamas dan Fatah. Kedua partai ini sama-sama ingin Palestina Merdeka, tetapi Hamas ingin Merdeka seutuhnya, sedang Fatah mau menerima sebagian kemerdekaan yang diberikan oleh Israel. Hamas di Gaza dapat memerintah sendiri, sedang Fatah di Tepi Barat tetap diawasi dan dikendalikan Israel. Kini semuanya telah bersatu perang dengan Israel. Hanya saja presiden Palestina dinilai banyak orang seperti bonekanya AS dan Israel.

Kemerdekaan Palestina secara penuh tinggal menunggu waktu, kekalahan Israel di Gaza, di Bagian Selatan dan Utara telah menyebabkan Israel kekurangan sedikitnya 7.000 tentara.

Ekonomi Israel sudah semakin parah, sampai membayar gaji tentaranya saja sudah tidak mampu lagi (Ingat Israel tidak terbiasa dengan kemiskinan), Perdagangan lumpuh, Pelabuhan laut dan udara tidak kondusif, Israel juga banyak ditinggal tentara yang disersi, termasuk anaknya PM Israel sendiri. Selain itu ribuan tentara yang terserang gangguan jiwa dan puluhan ribu tentara yang terluka. Penduduk sipil Israel diperkirakan minimal 1 juta orang sudah mengungsi ke Luar Negeri. Jumlah ini terus bertambah karena perang di perbatasan Utara dan Selatan semakin tinggi intensitasnya.

Tank kebanggaan Israel dan banyak alat-alat perangnya yang dihancurkan oleh para pejuang, sedang minta bantuan sudah sulit. Bulan Januari saja ada sekitar 1.000 unit yang hancur, sampai maret diprediksi hampir 2,000 an tank, truk, alat berat dan pesawat heli yang hancur. Kehancuran jumlah alat perang ini membuat Israel mundur dari berbagai front pertempuran. Pasukan elitenya banyak yang tewas oleh para pejuang, para perwira banyak juga yang tewas. Israel hanya dapat beropesasi dengan tenang di udara saja, tetapi kini pesawat tempurnya juga banyak diserang dengan roket oleh Hezbulah, Iran dan Irak.

Bulan Ramadhan dikenal dengan bulan perjuangan oleh umat Muslim, diprediksi serangan ke Israel dari berbagai arah akan semakin intensif.  Israel tinggal menunggu waktu saja untuk mengibarkan bendera putih.