Strategi Kebudayaan Berdasarkan Input Geopolitik
JAKARTASATU.COM, Dalam rangka “Ramadhan ART Expo 2024” hari baik dan suci, bulan Ramdahan ini MULA Galeria , AdinBach dan Media SENI.CO.ID menyuguhkan acara Orasi Budaya yang menghadirkan Dr Hendrajit pakar Geo Politik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI) sebagai Orasi Budaya mengambil tema “”GEOPOLITIK dan STRATEGI KEBUDAYAAN MASA DEPAN”
Acara diadakan pada Rabu, 27 Maret 2024 di MULA Galeria Cilandak Town Square (CITOS) Jl. TB Simatupang No.17, Jakarta Selatan. Dalam acara ini juga akan hadir Pembacaan puisi oleh Penyair Gan Gan R.A dan pertunjukan Monolog Hermana dari Bandoengmooi.
Saat ini juga dalam rangkaian Ramadhan ada acara pameran yang melibatkan sejumlah seniman lukis dengan tema “Ramadhan Religi, Ramadhan ART Expo 2024”, acara 25 – 31 Maret 2024.
Kembali soal Orasi Budaya Hendrajit mengatakan bahwa “Strategi Kebudayaan Berdasarkan Input Geopolitik penting untuk disusun,”ujar Direktur Eksekutif GFI Hendrajit yang Lahir di Jakarta pada 8 September 1963.
Tentang Hendrajit yang juga Alumnus Fakultas Sosial-Politik Universitas Nasional ini mulai tumbuh minatnya pada pengkajian hubungan internasional dan politik luar negeri ketika bergabung pada Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS) pada 1986. Ia pernah menjadi wartawan di Tabloid Detik yang dinahkodai oleh musisi/sutradara film Eros Djarot antara 1992-1994.
Setelah Detik dibredel rejim Suharto, Ia ikut Tabloid Simponi dan Tabloid Target. Pada 1996, bekerja sebagai staf peneliti pada Lembaga Pengkajian Strategis Indonesia (LPSI) milik mantan Menteri Dalam Negeri Jendral (Purn) Rudini. Di lembaga think-thank inilah menekuni studi-studi politik dan kemiliteran.
Beberapa artikelnya mulai muncul di beberapa harian terkemuka termasuk harian berbahasa Inggris The Jakarta Post. Pada tahun yang sama LP3ES memintanya untuk membuat pengantar isi buku Karya Peter Britton berkaitan dengan pengaruh Nilai-Nilai Jawa dalam Profesionalisme Kemiliteran.
Pada 1998, setelah rejim Soeharto tumbang, bersama-sama para wartawan eks Detik bergabung kembali membangun Tabloid DeTAK, menjadi editor politik dan militer, dan Wakil Pemimpin Redaksi hingga 2002.
Pada 11 Oktober 2007 Hendrajit memprakarsai berdirinya Global Future Institute (GFI) yang di bawah naungan Yayasan Global Masa Depan bersama-sama dengan Harry Samputra Agus, Andriyanto, Joko Wiyono dan Hamzah Fansyuri. Melalui GFI inilah minat dan perhatiannya yang luas membedah dan menganalisis isu-isu bisa internasional bisa direalisasikan secara lebih sistematis dan terencana. Sekarang mukim dan beraktifitas di Jakarta.
Dalam acara yang akan digelar nanti kita harapkan akan terbuka peta dan ruang besar geopolitik dan kebudayaan masa depan. (Yoss)