JAKARTASATU.COM –Kondisi demokrasi Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja, mulai dari hilangnya partisipasi berdampak dalam penyusunan omnibus law, pendidikan yang semakin terkomersialisasi dan hilangnya kekuatan suara mahasiswa dalam dunia pendidikan, hingga kasus Pemilu 2024. Berkaca dari hal tersebut, Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) atau koalisi antara serikat dengan masyarakat sipil dalam menuju May Day dan Hardiknas menuntut agar kedaulatan rakyat dikembalikan rakyat melalui politik alternatif.
Hari Buruh Sedunia atau yang dikenal juga sebagai May Day diperingati setiap tanggal 1 Mei sebagai hari peringatan perjuangan buruh di seluruh dunia. Sejarah Hari Buruh Sedunia bermula pada tanggal 1 Mei 1886 di kota Chicago, Amerika Serikat, ketika ribuan buruh mengadakan aksi unjuk rasa menuntut hak-hak buruh yang lebih baik, termasuk hak untuk memperjuangkan hak mereka dalam serikat buruh dan menuntut jam kerja delapan jam per hari.
Namun, aksi protes ini berubah menjadi kekerasan ketika polisi membubarkan massa dengan kekerasan, yang menyebabkan kematian dan luka-luka di antara para buruh dan polisi. Insiden ini dikenal sebagai “Tragedi Haymarket”. Beberapa pemimpin gerakan buruh di penjara dan dijatuhi hukuman mati tanpa bukti yang cukup. Peristiwa tersebut menginspirasi gerakan buruh di seluruh dunia, dan pada kongres internasional kedua dari Federasi Serikat Buruh Internasional di Paris pada tahun 1889, diputuskan bahwa tanggal 1 Mei akan menjadi hari peringatan perjuangan buruh di seluruh dunia. Tanggal 1 Mei dipilih sebagai penghormatan kepada para korban yang tewas dalam Tragedi Haymarket.
Sejak itu, Hari Buruh Sedunia dianggap sebagai momentum untuk menggalang solidaritas antar kelas pekerja di seluruh dunia dalam melawan kapitalisme. Begitu pula dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), pada masa kolonialisme saat itu Ki Hadjar dan rekan-rekannya menentang kebijakan pemerintah Hindia-Belanda yang hanya memberikan akses pendidikan terhadap keturunan Belanda & kauk priayi. Seakan tak jauh berbeda dimasa kondisi pendidikan di Indonesia sekarang yang dibalut dengan persoalan pendidikan mahal, akses yang tidak merata, dan lain sebagainya.
May Day & Hardiknas harus menjadi tonggak perlawanan dan persatuan gerakan rakyat dalam membangun kekuatan politiknya yang sejati atas kondisi kelas yang tertindas dan terhisap oleh cengkraman imperialisme dan oligarki di Indonesia. Gerakan Buruh Bersama Rakyat (GEBRAK) dengan ini menyampaikan salam hormat setinggi-tingginya kepada kelas buruh di Seluruh Dunia. Dalam kondisi krisis multidimensi yang merebak kesulitan kaum buruh, tentu bukan penghalang bagi kelas buruh terus memproduksi semua komoditas-komoditas penting untuk kelangsungan hidup umat manusia. Tuas-tuas kehidupan yang terus bergerak, kemajuan peradaban yang tiada tara, serta ilmu pengetahuan yang berkembang begitu pesatnya merupakan maha karya berjuta-juta rakyat buruh di seluruh dunia. Hidup Kelas Buruh Seluruh Dunia! |WAW-JAKSAT
JAKARTASATU.COM - PT BUKALAPAK.COM Tbk (BUKA) secara resmi mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) terhadap PT Harmas Jalesveva (Harmas) ke Pengadilan Niaga Jakarta.
Langkah...
SIAP LAKSANAKAN BOOOS
S. Abadi
Kamu murid saya yang setia dengarkan, Siap Bos
Kita punya janji dengan Jinping, 200 jt harus masuk ke Indonesia, Siap...
Langkah Hasto Sudah Tepat Ajukan Prapid Kembali
Selain dalam KUHAP tidak ada larangan lebih dari sekali untuk Tersangka mengajukan permohonan Pra Peradilan, juga bahwa pengajuan...
Mahasiswa Gelar Demo 'Indonesia Gelap', Massa Bakar Ban di Depan Patung Kuda Jakarta Pusat
JAKARTASATU.COM-- Ribuan mahasiswa gelar aksi bertajuk "Indonesia Gelap" di patung Kuda...
Panglima TNI Teken MoU Dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Badan Gizi Nasional
JAKARTASATU.COM-- Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto menandatangani Memorandum of...