William Yang, Pakar Analis Financial/ FOTO AM-JAKSAT William Yang, Pakar Analis Financial/ist

Oleh : William Win Yang – Penulis buku terlaris – Ahli Strategi Bisnis – Ketua KOMTAP Digitalisasi UMKM KADIN Indonesia

Keputusan Mahkamah Konstitusi 22/04/2024 akhirnya mengukuhkan pasangan 02 Prabowo – Gibran sebagai pemenang pemilu 2024, dan dipastikan memimpin Indonesia di periode berikutnya. Pertama-tama ijinkan saya mengucapkan selamat selamat kepada pemipin terpilih, dan kedua ijinkan saya mengajukan 2 hal yang mendesak yang perlu dipersiapkan pemerintah selanjutnya :

1. MENKO Digital

2. Penipu DENSUS (Yes Datasemen khusus seperti DENSUS 88)

MENKO Digital akan membawa kita maju kedepan, sedangkan DENSUS Scammers mencegah negara kita dari celaka :

MENKO Digital

Seperti yang kita rasakan, digitalisasi Indonesia khususnya di sektor pemerintahan dan BUMN terasa lambat sekali. Kalaupun ada, tapi sebagai pelanggan, kita merasakan aplikasi dan layanan digital yang dipersembahkan oleh negara seringkali terasa tumpang tindih, sulit digunakan, dan terkadang tidak ada gunanya.

Kami merasa seperti pemborosan uang negara sia-sia. Ini menunjukkan, MENKOMINFO, yang selama ini ditunjuk memimpin digitalisasi tampaknya mengalami kesulitan yang memuncak. Kenapa? Tidak heran, karena Pertama  Digitalisasi bukan perkara infrastruktur dan komunikasi belaka, sebagaimana yang merupakan keahlian utama dari MENKOMINFO, namun mencakup keseluruhan aspek kehidupan, baik hukum, olahraga, kesehatan, keuangan, dan lain-lain yang artinya mencakup keseluruhan kementrian bahkan persendian negara ini, yang artinya jauh melampaui TUPOKSI MENKOMINFO. Dan yang kedua, yang lebih menarik lagi adalah : MENKOMINFO secara setara dengan kementrian lainnya, yang artinya dia tidak bisa memiliki kekuatan yang memaksa terhadap kementrian lain untuk bertindak sesuai kebijakannya.

Oleh karena itu, dibutuhkan satu kementrian koordinasi yang berada diatas kementrian lain, yang mengurusi khusus masalah digitalisasi di Indonesia. Kementrian ini akan bertindak seperti IT guy dalam perusahaan yang ingin melakukan digitalisasi. Dia akan membuat cetak biru rencana digitalisasi perusahaan, kemudian mendatangi tiap divisi untuk memberikan masukan, dan mencegah proyek digitalisasi yang tumpang tindih, kemudian mengintegrasikannya ke dalam satu sistem terintegrasi yang lebih efisien. Dan tentu saja, dia bisa mengakomodir semua usulan dari setiap divisi yang dia kunjungi. Dalam kasus ini, tentu saja yang dimaksud bukanlah sekadar perpecahan, melainkan kementrian.

Saya yakin dengan adanya MENKO baru ini, Indonesia akan lebih cepat maju dalam urusan digitalisasi.

Lalu bagaimana peran MENKOMINFO? Saya rasa sebaiknya lebih fokus pada pengadaan infrastruktur hardware dan software yang mampu mendukung digitalisasi Indonesia (<span;> misalnya server raksasa gratis  dengan fasilitas yang moga-moga bisa setara AWS atau Alicloud  bagi semua startup Indonesia, yang bebas digunakan gratis sampai kapasitas tertentu, yang mana, jika lebih dari itu baru dikenakan biaya)

Penipu DENSUS

Yang kedua ini sangat mendesak. Kelalaian kita terhadap poin ini bisa mengakibatkan kekacauan dan berdampak buruk terhadap kehancuran perekonomian kita secara keseluruhan.

Coba lihat caption di bawah ini :

Keterangan tidak tersedia.

Itu adalah tangkapan layar dari sebuah grup investasi. Mereka adalah anak-anak muda yang polos, berambisi, bermimpi oleh guru motivator sukses untuk berinvestasi dalam suatu produk crypto, kemudian mereka dengan berani berinvestasi plus menggunakan margin trading (hutang dihutang lagi) untuk membeli crypto tertentu, dan dalam sekejab kehilangan seluruh uangnya. Ya ya ya, mungkin Anda bisa beralasan kalau investasi ini adalah keputusan mereka sendiri kan? dan itu crypto yang diperdagangkan di dunia kan? terserah, intinya ada motivator yang membangkitkan nafsu judi dari sekian banyak orang culun untuk berinvestasi, dan begitu mereka memasukkan uang kesana mereka, uang itu hilang.

Ini sangat meresahkan, karena :

1. Dalam sekejab ini langsung menghilangkan daya beli si korban

2. Ini dilakukan dalam skala yang masif (melibatkan banyak korban) à biasanya dengan mengumpulkan mereka dalam kelompok investasi dalam grup WA atau telegram, atau discord tertutup, atau rayuan terbuka di Tiktok dan IG, kemudian dimotivasi untuk berinvestasi.

Yang artinya, jika dibiarkan dan bergerak dalam skala yang sangat besar, maka akan banyak warga negara kita yang kehilangan daya belinya dalam waktu sekejab , yang efeknya mereka harus berhemat, yang mengakibatkan mereka yang tadinya belanja tidak belanja, yang efeknya, toko-toko, café , resto, dll, tempat mereka biasanya belanja kehilangan pelanggannya, yang artinya bisnis mereka menurun. Ini tidak masalah jika hanya kehilangan 1 pelanggan, tapi bagaimana jika kehilangan banyak pelanggan? Maka usaha-usaha tempat langganan para korban itu akan mulai merugi, dan hal pertama yang biasanya dilakukan perusahaan merugi adalah menjual produk mereka dengan diskon, kemudian jika gagal, maka akan mulai menjual rugi, dan jika masih rugi, yang berikutnya dilakukan adalah memecat karyawan, yang mana si karyawan yang dipecat itu akan kembali berhemat…. Dan selanjutnya….

Dan membayangkan jika hal ini terjadi dalam skala besar, maka negara kita akan tamat

Sayangnya penanganan scammers dan guru-guru sukses yang membujuk masyarakat polos untuk berinvestasi di bisnis yang berbahaya tanpa aturan pengelolaan uang yang layak itu sangat lemah. Coba saja tengok nasib para korban, apakah ada uangnya dikembalikan 100%, atau minimal 50% saja?

TIDAK! bahkan kembali 1 rupiahpun bisa dikatakan jarang sekali.

Bahkan beberapa motivator scammer masih asik flexing-flexing di media sosial memamerkan kesuksesannya untuk menggaet korban baru. Ya, ada yang ditangkap, tapi penanganannya lambat sekali. Para korban dengan mudahnya dipersalahkan sebagai orang rakus dan bodoh. Ya mungkin saja mereka rakus dan bodoh, tapi apakah harus dibiarkan sampai negara kita bangkrut?

Kita memerlukan DENSUS scammers  yang dapat bekerja cepat dan efisien DENSUS 88 anti teror. Hanya saja teroris kali ini bukan bomber tapi scammers. Dan daya rusak scammers ini jauh melampaui ledakan bom

Oh ya, DENSUS Scammers ini nantinya tidak hanya menangani motivator penipu, tapi saya berharap juga mampu menangani dengan cepat kilat para pengirim malware , trojan, telepon mama minta saham, dan lain-lainnya. Mereka akan ada di garda terdepan melindungi  daya beli masyarakat Indonesia.

Sekali lagi : MENKO Digital dan l DENSUS Scammers demi Indonesia hebat.

Selamat bagi pemimpin terpilih, dan semoga saran saya didengar. Dan saya siap membantu segenap tenaga jika dibutuhkan

William Win Yang