Hendri Satrio : Capres Cawapres Yang Kalah Tidak Etis Gabung ke Pemerintahan
JAKARTASATU.COM— Partai-Partai yang berada di oposisi seperti 01 dan 03 yang pada saat sebelum, saat sedang kampanye hingga jelang keputusan MK tampak garang dan menunjukkan tidak mau berkoalisi dengan lawan. Namun pasca putusan MK dan penetapan KPU capres dan cawapres terpilih, berbalik 180 derajat .
Abraham Samad memandu podcast di akun pribadinya Abraham Samad Speak up menghadirkan narasumber Hendri Satrio, ia mengatakan politik yang elegan idealis itu yang konsisten kalau dari sejak awal beroposisi harusnya tetap beroposisi.
“Yang berada di dalam pemerintahan juga harus fair jadi yang artinya untuk move on itu bukan saja diperintahkan kepada yang kalah tapi yang menang pun harus move on,” kata Pakar Komunikasi DR Hendri Sario di Abraham Samad Speak Up, Sabtu 4/5/2024.
“Artinya dua-duanya move on, tidak ada lagi memandang yang ada di 01 dan 03 itu adalah musuh yang harus dihabisi sampai ke akar-akarnya, harus dibikin kering,” imbuhnya
Hendri menekan kalau sudah move on, yang berada di dalam pemerintahan menjalankan pemerintahan. Yang di luar pemerintahan mengawasi . Fungsi adanya trias politika pada waktu itu dibagi-bagi seperti eksekutif diawassi legislatif. Yang mengawasi eksekutif dan legislatif itu yudikatif.
“Nah sementara legislatif tergantung kepada eksekutif adanya beberapa operasional cost yang juga dibiayai oleh eksekutif, Jadi dalam artian negara,” kata Hendri.
“Kalau permintaan move on itu hanya kepada yang kalah, ngga fair juga,” imbuhnya.
Hendri Satrio memberikan contoh dalam pertandingan bola misalnya Liverpool menang atau sebaliknya Liverpool kalah. Sementara yang mendukung Liverpool kalah.
“Saya kan mendukung liverpool yang kalah, saya melihat ada Manchester City, dan Arsenal yang berpeluang menjadi juara . Ya kan jauh-jauh hari sekarang ini banyak yang mendukung Liverpool termasuk saya. Sudah menatap ke depan ya sudahlah kita lihat musim ke depan,” tuturnya.
Artinya lanjut Hendri, apa lihat musim depan sama juga dengan apa yang terjadi sekarang ini apa yang menang pun akan melihat musim depan ke pertandingan berbeda.
Jadi artinya pada saat selesai Pemilu lanjutnya, yang menang pun harusnya move on. Gimana caranya move on ya dia jalankan janji-janji politik yang baik, kemudian berintegeitas untuk kesejahteraan rakyat. Sementada yang di luar pemerintahan juga gitu mengawasi jalannya perintahkan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
“Nah sekarang ini move itu diartikan jalan bersama-sama yang menang, ya ga gitu,” ujarnya.
Ia menuturkan kalau semuanya masuk ke Koalisi jadi akhirnya kita berfikirnya bukan tentang bagaimana memperjuangkan cita-cita atau ideologi. Tapi bagaimana caranya recovery keuangan. Masuk ke pemerintahan untuk supaya tidak diganggu, supaya partainya tidak diganggu, supaya partainya bisa hidup. Itu misalnya.
“Saya kan engga tahun pastinya tujuan dalam hatinya para petinggi parpol yang kemudian memutuskan untuk masuk ke pemerintahan,” ungkapnya.
“Walaupun sudah dikatakan kita bersama-sama bahu membahu, ngga begitu juga gitu,” tukasnya.
Hendri menilai di luar pemerintahan juga bisa bahu membahu, terhormat juga. Jangan dinilai di luar pemerintahan itu tidak mulia. Sama-sama mulia apalagi kalah menang itu ada dukungan suara termasuk yang kalah.
“Harusnya yang fair itu, partai-partai politik yang mau memutuskan pindah haluan tanya ke para pendukungnya,” katanya.
Lanjutnya, jangan ketika pemilu minta suara dari rakyat pendukung giliran mau kekuasaan dan kehidupan bagi parpolnya, seenak-enaknya meninggalkan seolah-olah rakyat tudak ada.
Hendri berikan contoh seperti misalnya NasDem dan PKB mau masuk pemerintahan tanya dulu ke pendukungnya setujua apa tidak?. Kalau memutuskan sendiri ya buat apa kemarin-kemarin minta dukungan, nyari-nyati suara dari rakyat karena setelah itu rakyatnya ditinggakkan.
Hendri Sario berkeyakinan PKS mau diajak gabung ke Pemerintahan pasalnya karena sudah lama beroposisi.
Ia menilai kalau bicara oposisi, partai di luar pemerintahan yang punya reward bagus atau penghargaan dari partai bagus dan mendapat manfaat bagus hanya PDIP.
“PDI Perjuangan di luar pemerintahan selama 10 tahun. Setelah itu hatrick menang pileg terus kadernya bisa jadi presiden dia periode, wakil presiden juga dia periode. Kan waktu itu maju, masih PDIP lah. Kan reward gitu. Yang lain-lain ngga,” benernya.
Hendri kemukakan, PKS cuma nambah 3 kursi, koalisi 10 tahun cuma nambah 3 kursi. 53 kursi kan sekarang. Ga signifikan. Karena mungkin pergerakannya perlu ditingkatkan lagi. Harusnya PKS jangan menyerah.
Menurut Hendri kenapa kok masuk penerintahan walaupun PKS dengan Prabowo tidak ada masalah karena kan mereka sering bersama.
“Oh ga mungkin PKS masuk ke Koalisi Prabowo kan di sana sudah ada Gelora. Iya Gelora kan orang Gelora pasti menghalangi,” terangnya.
Buat Pak Prabowo kata Hendri, di Parlemen PKS itu lebih bermanfaat dibandingkan dengan Gelora. Gelora ga ada, ngapain mau disimpan juga. Gelora bukan soal partai kecil tetapi manfaat buat partai yang menang. Kalau ga punya wakil di DPR, terus kemudian Pak Prabowo ya sudah PKS boleh masuk apa kenudian terus Geloranya mau opisisi? Kan engga. Paling juga misuh-misuh di dalam.
Hendri menyinggung Prabowo sendiri yang bilang ingin merangkul semua. Saat ditetapkan jadi pemenang Presiden di KPU, Pak Prabowo di dalam pidatonya mengatakan ‘saya ingin membuktikan’. Kata-kata membuktikan, menujukkan rakyat Indonesia tidak salah memilih dia atau mungkin juga Pak Prabowo mau do something better untuk Indonesia.
“Kalau Pak Jokowi adalah Kita, Pak Prabowo ingin lebih dari Jokowi. Meskipun Pak Prabowo mengatakan dirinya dipersiapkan oleh Pak Jokowi,” jelas Hendri.
Hendri menilai menarik kata-kata dipersiapkan oleh Pak Jokowi. Artinya mempersiapkan bukan hanya dari sisi pembangunan tapi jangan-jangan Pak Jokowi mengajarkan dalam politik . Ini bisa gini neh kayak saya, bisa juga meninggalkan PDIP.
“Jadi nanti apakah Pak Prabowo bisa independen? Saya ngga bilang Pak Prabowo bisa meninggalkan Pak Jokowi,” ujarnya.
“Pilpres kemarin kan kita itu pilih Presiden ke delapan bukan pilih presien ke tujuh extension. Ke tujuan perpanjangan. Kata-kata Prabowo ingin membuktikan membuat saya sumringah bahwa Pranowo seperti tahun 2014 dan 2019. Dan ketika ingin merangkul semua membuktikan sebagai presiden ke 8 bukan ekxtention ke 7. Saya yakin Pak Prabowo bisa seperti itu,” papar Hendri. (Yoss)