Perjalanan ke Hanoi Vietnam Aendra Medita Kartadipura
Saya mendapat kehormatan diundang dan mengikuti rangkaian The Global CSR & ESG Summit and Awards 2024 saya lega dan setelah acara siap menjelajah Hanoi. Tak banyak yang saya kunjungi di Vietnam. Tujuan besarnya di dua tempat, yaitu Desa tradisional Tho Ha Rice Paper Village, dan ke Benteng Cổ Loa Hanoi Vietnam, sisanya saya jelajah daerah sekitar tempat saya nginap.
Yang menarik saa saya makan menuju Batavia sebuah resto Halal Indonesian Restaurant & Cafe. Wow sekali saya menemukan foto BUNG KARNO, AGUS SALIM & HO CHI MINH DI HANOI, ini sebuah resto Indobesiam pemiliknya adalah orang Indonesia pasangan suami istri yaitu Azhar Rizal dan Hera.
Rizal kerja sebagai sebagai staf bidang Politik KBRI di Hanoi Vietnam. Pasangan ini mempunyai tiga anak. Diakui Rizal bahwa dirinya tak punya pengalaman dalam usaha makanan atau resto saya kuliah di Jakarta yang asli Kalimantan Barat dan kerja di Hanoi bersama Istri orang Jawa dan dan sudah tinggal di Vietnam sudah 20 tahun.
“Sejak 2016 saya berpikir ini untuk sodara muslim yang akan makan di Vietnam, lalu saya buka ini restoran untuk saudara muslim menikmati makanan halal,”ujarnya.
Bahkan untuk juru masak semua ada 4 orang saya datangkan dari Indonesia orang muslim semua. “Yang kami sajikan semua harus halal, ayamnya disembelih sendiri langsung dan bumbu khas Indonesia,“kata Rizal.
Hal ini juga diakui juru masaknya, “Kami semua menunya Indonesia dan semua racikan halal khas Indonesia,” ungkap Ali sang juru masak yang jumpa dengan penulis.
Makan malam khas Indonesia sate kambing enak sekali dan memang yang saya rasakan ada tumis kangkung sangat khas Indonsia ada gule kambing atau sapi, nasi goreng, soto ayam, ayam penyet, dll.
Lokasi restoran Batavia Hanoi berada di 116 Ngoc Ha, Ngoc Ha Ward, Ba Dinh District, Hanoi, Vietnam. Restoran ini jadi oase bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di Hanoi maupun yang datang berlibur ke kota itu mengingat restoran halal didominasi masakan India.
ADA BUNG KARNO, AGUS SALIM & HO CHI MINH DI HANOI
Yang menarik dari perjalanan saya di Hanoi adalah saya men lihat di Resto Batavia Hanoi ini ada sejumlah Foto sejarah yaitu foto Bung Karno, Agus Salim dan Ho Chi Minh bagi saya ini resto yang unik sekaligus sejarah kuat.
Ada foto Bung Karno dan Agus Salim yang kuat dan menyimpan jejak perjuangan Bung Karno saat di Prapat. Dalam foto dari berbagai sumber bahwa presiden pertama RI ini pernah menjali pengasingan dan disinilah Bung Karno selama menjalani pengasingan. Rumah bergaya bangunan Eropa itu masih berdiri megah ada foto bersama Agus Salim
Beberapa hari lalu, saya menginjakkan kaki di Parapat. Di kota yang terletak di pinggir danau Toba tersebut terdapat rumah tempat tinggal Bung Karno selama menjalani pengasingan. Rumah bergaya bangunan Eropa itu masih berdiri megah. Rumah tersebut terletak persis di pinggiran danau Toba. Rumah tersebut berlantai dua. Konon, rumah ini bekas vila para mandor perkebunan Belanda.
Foto H. Agus Salim ( 8 Oktober 1884 – 4 November 1954), lahir dengan nama Masjhoedoelhaq (berarti “pembela kebenaran”), dan bung Karno ini adalah ounya sejarah, sehingga foto ini terpajang di restorang Batavia Hanoi ini.
Kita tahu Agus Salim adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga sebagai bapak pandu Indonesia. Ia ditetapkan sebagai salah satu pahlawan nasional Indonesia pada tanggal 27 Desember 1961 melalui Keputusan Presiden Indonesia Nomor 657 tahun 1961. Pekerjaan yang ditekuninya adalah sebagai orator dan penulis. Agus Salim menguasai 4 bahasa asing di Eropa (bahasa Belanda, bahasa Inggris, bahasa Jerman dan bahasa Prancis), 2 bahasa asing di Timur Tengah (bahasa Arab dan bahasa Turki), serta bahasa Jepang.(https://id.wikipedia.org/)
Agus Salim lahir dari pasangan Soetan Salim gelar Soetan Mohamad Salim dan Siti Zainab. Jabatan terakhir ayahnya adalah Jaksa Kepala di Pengadilan Tinggi Riau.
Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus bagi anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) Koning Willem III (Kawedrie) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi alumnus terbaik di HBS se- Hindia Belanda.
Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Pada tahun 1906, Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Duta besar Belanda di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada Syaikh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya.
Pada tahun 1912-1915, Salim membuka sekolah dasar berbahasa Belanda, Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Kemudian pada tahun 1915 ia terjun ke dunia jurnalistik di Harian Neratja sebagai Wakil Redaktur. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Agus Salim menikah dengan Zaenatun Nahar Almatsier dan dikaruniai 10 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Surat kabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Kota Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu ia juga terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.
Jika membaca catatan diatas ini foto Bung Karno dan Agus Salim menjadi makin kuat terpajang di Restorang Bataia itu, selain itu tanda halal terpampang jelas di plang nama restoran menandakan restoran aman dikonsumsi umat muslim yang datang.
Lebih menarik lagi ada foto Soekarno dan Ho Chi Minh di Restoran Batavia ada memori yang kuat dan bersejarah. Poster Indonesia dimana ditemukan dua tokoh bangsa yaitu Ho Chi Minh dan Soekarno. Jadi sangat punya nilai