Mobilisasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara, praktisi seni, penulis

 

Derajat terendah dalam suatu organisasi negara dimanapun masih merembesnya korupsi di antara pilar cita-cita adiluhung sebuah negara. Suatu pemerintahan barangkali boleh dibilang keren kalau mampu menekan korupsi sampai nol persen, secara simultan bertahapan, serius, benar, sahih, jujur adil, kontinu, terang benerang laiknya matahari siang bolong. Berani?

 

Semisal ada obrolan warung kopi dari A sampai dengan Z, lantas di antara obrolan icu, terselip si teman misalnya hobi berbohong pada isterinya, ke Utara bilang ke Timur, dengan berbagai rekayasa alasan,  hiks, tentu bukan contoh baik dong. “Ama bini aje ente masih boong, gimane ibarat ente jadi penguasa, hiks.”

 

Menata hidup manusia barangkali sederhana saja, “Ente jangan bohong.” Nah, kalau tak terjadi kebohongan di sektor manapun di kehidupan ini, mungkin, salah satunyu mampu menekan korupsi. Lahirlah anti korupsi alami. Tak perlu kampanye berlebihan ini itu, lebih baik dananya untuk membantu ekonomi wong cilik, satu bahagia semua berbahagia. Surga dunia loh.

 

Mobilisasi mental positif sejak dini, kesadaran ini telah di titipkan pada nurani manusia, meskipun konon roda kehidupan ada positif ada negatif lantas katanya lagi, menjadi keseimbangan, ehem, ada baik ada jahat, kembali pada pilihan manusia. Mau pilih baik atau jahat. Natural, hukum alami konon sedemikian rupa, pilihan ada pada mental individu manusia.

 

Tapi, bukan berarti boleh nyolong duit rakyat sesuka hati dong. Ye enggak sih. Jangan lupa ada sebutan hebat dalam istilah ‘kontrol sosial’ kata sepotong itu selalu hadir, hiks, sering kali ada di angkasa, kata itu ada di alenia oratoris panggung kehidupan dalam kepentingan. Cakep sih maksudnya, namun jangan kemudian, menjabat lantas korupsi atau berbohong.

 

Ilahi, memberi isyarat dini kepada manusia untuk senantiasa memperhatikan alam. Indahnya fajar, indahnya senja, indahnya pegunungan, indahnya rembulan malam hari di antara gemintang hingga manfaat alam raya bagi kehidupan manusia. Nah, di sana terlihat realitas hidup; manusia di hidupkan, lantas bersiap dimatikan, diranah kewajiban menjadi insan kamil terbaik.

 

Setiap insan di bumi tahu; hidup wajib menjadi baik. Sederhana banget. Sabar menunggu lampu merah, salah satu pelajaran sederhana masuk dalam istilah tertib hukum. Seabrek-abrek ilmu tentang cara menjadi orang baik. Tapi kenapa ya memberantas korupsi seret banget. Seolah-olah paling sulit dalam tatacara disiplin kenegaraan di dunia ini. Salaman.

 

***

 

Jakartasatu, Mei 20, 2024.

Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.