Wah Lagi Nyuci Duit Ya?
Oleh: Taufan S Chandranegara, prskatisi seni, penulis.
Sebuah risalah mungkin terbang ke awang gemawang. Perbedaan mencuci baju dengan mencuci uang. Melihat konotasi itu, satu kata sama persis ‘mencuci’, ini seru banget, menilik perbedaan arti dari kegunaan kalimat itu. Kok bisa ya uang dicuci. Kalau naik motor kehujanan KTP pun dalam dompet basah kuyup barengan si dompet.
Nah, lantas ada aturan mengatur; pelanggaran, pelarangan-pencucian uang. Wah! Mencuci baju. Ya udah deh, kan udah, ada, aturan keadilan, so pasti, ada junto pasal pasal akan menyelesaikan hal ihwal ‘cuci mencuci uang’ selesai. Tak perlu pula bahasan panjang lebar tak penting benar. Serahkan pada keadilan. Berdoa pada Ilahi. Semoga tuntas.
Karena, keadilan, akan menyelesaikan secara baik dalam pasal pasal pembuktian, sebab musababnya, kalau tak salah, pasal pasal hukum mungkin bersifat pasti. Semoga. Kalau begitu, persoalan cuci mencuci barangkali wajib ditinjau secara terang temarang, setara siang bolong. Apa saja telah dicuci, bagaimana cara mencucinya.
When and where, and how, and what and who you are kuys. Semoga saja persoalan mencuci baju takkan menuai keruwetan sebagaimana layaknya mencuci uang. Loh. Kumaha ceritanya. Pada bae alias persis. Kalau bokek, no money in your wallet, enggak bisa beli sabun cuci kan. Itu artinya masalah. Bakal utang di warung sebelah. Jangan dong.
Bisa gawat di dopet sendiri, tanpa pujaan di langit peristiwa. Ya, jadi gimana. Direndam aja bajunya. Dibilas tiga kali sehari diganti airnya tiga kali sehari. Bereslah persoalan cuci mencuci baju, plus bebas utang di warung. Jadi keingetan, jaman ngekos. Cuci baju, selesai jemur, taruh bawa kasur, buka kasur saat diperlukan, baju licin rapih seperti di setrika.
Hahaha. Berangkat kuliah, tetap menuai senyum manis dari bunga bunga di langit kisah cinta, ehem. Pada masa itu lima ratus rupiah bisa naik bus kota, plus angkat senyum sedikit pada Pak Kondektur, terkadang boleh gratis. Nah itu, salah satu tips murah senyum manis, bisa gratis naik bus kota, kala itu loh.
Keramahan dalam lingkup bermasyarakat, amat diperlukan, mungkin pula hal itu salah satu obat mujarab saling menghargai, ringan hati, ringan senyum. Bukan basa basi sana sini, lantas diam diam merayap. Nyelonong dalam sunyi, muncul mencuci uang. Loh! Kok bisa. Pelanggaran dalam sunyi senyap. Jreng! Nongol jadi headline all media.
Bisalah Bray, kan sekarang zaman canggih sekale. Deteksi lewat mata satelit “Ssst!” diam. Nah, itu fungsi mata satelit, mampu melihat secara ajaib, di manapun ‘mencuci uang’, berada. Meski bukan dalam ranah sulapan zaman. NKRI Pancasila, wajib sehat di semua sektor ekonomi publik bersama menjaga stabilitas terang matahari. Mantap.
***
Jakartasatu, Juni 10, 2022.
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.