Pesan Qurban Penyembelihan Ego
By Yossie Baharudin
(Jurnalis)
Dr. Ali Syariati dalam bukunya Al-Hajj mengatakan bahwa Ismail adalah sekedar simbol. Menggambarkan simbol dari segala yang kita miliki dan cintai dalam hidup ini. Kalau Isma’ilnya nabi Ibrahim adalah putranya sendiri, lantas siapa Ismail kita?.
Ismail kita itu adalah diri kita sendiri, keluarga kita, anak, suami dan istri kita, harta, pangkat dan jabatan kita. Yang jelas seluruh yang kita miliki bisa menjadi Ismail kita yang karenanya akan diuji dengan itu.
Kecintaan kepada Ismail kita itulah yang kerap membuat iman kita bisa membuat luntur, lemah, goyah atau juga kuat, istiqomah untuk melaksanakan perintah Allah.
Bahkan, kecintaan kepada Ismail kita yang berlebihan juga akan membuat kita menjadi egois, mementingkan diri sendiri, dan serakah tidak mengenal batas kemanusiaan. Bisa dan mampukah kita menyembelih keegoisan kita?
Ali Syariati memaknainya sebagai sebuah perumpamaan atas kemusnahan dan kematian ego. Berkurban berarti menahan diri dari, dan berjuang melawan, godaan ego. Kurban atau penyembelihan hewan sebenarnya adalah lambang dari penyembelihan hewan (nafsu hewani) dalam diri manusia.
Peristiwa perintah Allah kepada Nabi Ibrahim untuk berqurban perintah “menyembelih” anaknya yaitu Ismail wujud ketulusan dan kepatuhan total Nabi Ibrahim terhadap perintah Allah.
Ali Syariati memberi pesan ibadah ritual Kurban bukan sekadar memiliki makna bagaimana manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT tetapi juga mendekatkan diri kepada sesama manusia, terutama mereka yang tergolong sebagai kaum dhuafa dan marginal. Dalam buku Ali Syariati pesannya adalah hubungan vertikal, hubungan manusia dengan Allah diimplementasikan dalam tatanan horizontal yaitu to share, berbagi dengan sesama, solidarity.
Ibadah Kurban juga memiliki pesan bahwa umat Islam diharuskan lebih mendekatkan diri dengan kaum dhuafa (kaum miskin) dan lebih mengutamakan nilai-nilai persaudaraan dan kesetiakawanan social.
Lantas, merefleksi hari raya Idul Adha, bagaimana mengkonversi spirit berkurban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara? Sudahkah kita benar-benar memahami makna berkurban sesungguhnya? Bagaimana pula menerjemahkan kesalehan social dalam kehidupan sehari-hari?
Bekasi, Sabtu, 15/6/2024