Solilokui Kemarin Lusa
Oleh: Taufan S Chandranegara, praktisi seni, penulis
Salah-benar jadi kebutuhan kemodernan. Relatif atau tidak, serupa baterai telepon seluler
melemah jungkir balik mencari colokan listrik. Ketergantungan; ada pula bilang; ya, lain
peristiwa bilang tidak. Gerak unsur komponen organ tubuh memicu keadaban awal mula
kesehatan natural, setelah melewati kesehatan mental.
Sistematika tabulasi instan bebas merdeka menentukan pilihan segudang jawaban
mengenai kesehatan. Pola berkeringat; penting atau tidak bagi sirkulasi metabolisme
tubuh. Kembali pada kemerdekaan analisis pilihan suatu kaum, misalnya, akibat suatu
kaum haus perang inheren; apakah masih punya kesadaran mental-kesehatan jurdil.
Menanak gandum berbeda dengan mananak nasi, dua jenis tetumbuhan kebutuhan
pangan individu lantas berkelompok esensi tempat hidup manusia. Berbeda-beda tak
sama perkapita. Ujung-ujungnya tetap ketentuan kebutuhan pangan untuk tubuh, antar
kepentingan komunikasi di antara organ tubuh.
Perbedaan mungkin bisa disamakan oleh sistem asupan makanan secara semena-mena
akibat perilaku kaum alien. Menerjang tabulasi janji sejumlah barisan tanwujud skala
aksioma-hobi perang. Eskalasi egomania dunia, di siklus waktu perdetik tarik ulur setara
mazhab perang modern kaum alien lempar batu sembunyi tangan.
Upaya alien keluar masuk dalam kelas demokrasi modern bla bla pemuja perang
membunuh sesama tanpa ampun; beralasan terorisme kelas dunia merek ini itu. Lantas
seketika senjata modern menyalak atas perintah pembuat teknologi perang kelas kakap
hihihi badut alien jadi maling teriak maling.
Ketika korban genosida meluas akibat perang atas nama modern demokrasi, tak satupun
berani tunjuk tangan mengakui kepandirannya. Hmm…Apakah akibat perang buruk rupa
itu, kaum manusia pemilik senjata super modern tercanggih; masih berani menepuk dada
“Aku manusia modern demokrasi paling beradab.”
Lantas dimanakah keberpihakan perserikatan humanis kelas dunia untuk kasih sayang
kemanusiaan seluruh bumi. Ketika hak veto dikuasai vampir modern pemodal perang.
Berkacak pinggang arogansi antagonis impotensi mental, di antara kehidupan di berbagai
ruang berbeda sekalipun tanpa isme ini itu, libas, rudal saja.; Menang.
Filosofi mungkin saja dianggap kuno tak taktis strategis guna mengejar kecepatan kedip
kebutuhan hidup demi perdamaian dunia. Fobia ketertinggalan tak mencapai etape tujuan
karena dorongan kemodernan mencurigai kekunoan natural. Bercuriga dalam bentuk
apapun; beralasan tak baik untuk akal sehat.
Mengolok-ngolok prinsip hidup damai natural; akibat sang alien gila perang. Apakah
kaum alien masih memiliki kemuliaan tradisi; menghormati sesama bersama memetik
buah dari kebun sendiri, bertani, alami, subak-subak air bercucuran dari ketinggian keluhuran budi gunung-gunung, persawahan; awal mula budaya hidup manusia lestari
lingkungannya.
Dunia ekosistem, senantiasa natural memberi pernyataan terbuka. Menyibak mata air
maka suburlah tata kelola kehidupan. Tak perlu berlebihan dosis sintetis penyubur
kemaslahatan metabolisme kesehatan ekologi ekosistem. Green technology, alternatif itu,
ada, milik bumi dilengkapi berbagai kebutuhan dari spesies hidup antar makhluk.
Bumi ini kaya vitamin mineral telah tercipta sejak awal-Nya. Hanya memerlukan
bersama menjaga lestari ekosistem berbuah ekologi manfaat. Setelah alam memberi
segalanya. Jujur itu hebat sekalipun di antara pelari maraton antar benua menuju puncak
pendakian tertinggi; jujur berbudi, tak bermain muslihat serigala versus tikus. Iyau!
***
Jakartasatu Juni 20, 2024.
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan