Ilustrasi AI | WAW
Ilustrasi AI | WAW

Indonesia Dalam Kendali Kekuatan Negara Bayangan Cina

JAKARTASATU.COM Koordinator Kajian Merah Putih Sutoyo Abadi menyatakan  Indonesia dalam jeratan negara bayangan ( shadow state ) Cina komunis. Sama persis dengan gerakan bawah tanah special Interest Group ( SIG )  Amerika untuk menguasai negara lain.

Sutoyo mengemukakan kekuatan negara bayangan adalah anatomi jaringan aktor yang merasuki kekuasaan dan kekuatan sebuah negara. Sulit diraba karena prakteknya selalu di bawah tanah.

Hal tersebut disampaikan kepada wartawan Jakartasatu, Jum’at 21/6/2024.

Kejahatannya terorganisir sulit di bongkar  karena beberapa hal :

– Pelakunya menggunakan hubungan antara beberapa pelaku kunci, memecah kejahatannya secara terpisah, sulit di deteksi dalam satu kejahatan tunggal

– Hubungan mereka sifatnya mutualistis, sangat sulit di sentuh dengan tuntutun hukum, semua diorganisir secara rapi dan rahasia

– Sangat sulit di identifikasi bahkan tidak akan ada tempat kejadian dengan pasti, di mana mereka berkumpul dan mengeksekusi keputusannya

– Adanya backing dari aparat pemerintah, oknum ini menjadi mitra kunci “Bos Besar” ( god father ) kejahatannya, yang sama sama mengendalikan bisnis dan jaringannya ( dari pusat sampai daerah ).

“Semua sedang berlaku di Indonesia formalnya ditandai dengan gejala oligarki yang sudah masuk di semua jaringan kekuasaan dan partai politik,” kata Sutoyo.

“Sebagian sudah lama sebagai Tim Ahli Presiden dan Wakil Presiden, Dewan Pertimbangan  Presiden ( Wantimpres ) bahkan ada mantan bos judi masuk di dalamnya,” imbuhnya.

Koordinator Kajian Merah Putih ini menjelaskan terbentuklah praktek pemerintahan informal oleh kekuatan politik dan ekonomi di luar struktur formal pemerintahan, lahirlah Shadow State ( negara bayangan ). Kekuatan dan pengaruhnya lebih kuat dari pemerintahan formal.

Lanjutnya, “Shadow State” pada umumnya sebagai mentor politik dan ekonomi, kekuasaan dan secara dominan sebagai pengendali kekuasaan dan negara.

“Shadow State”  lazim disebut “Peternak Penguasa”, bahkan Lu Bu Wei Perdana Menteri Dinasty Qin pada abad ke – 3 SM sudah menyebut Cu Kong ( asal kata Zhu artinya pemilik dan Gong artinya Datuk atau gelar kehormatan.

“Cu Kong inilah yang akan beternak penguasa bertanggung jawab seseorang jadi penguasa ( Presiden, Gubernur, Bupati / Walikota, Anggota Parlemen, Kepala Polisi, Panglima tentara dll,” tuturnya.

Tujuan “Shadow State” untuk melanggengkan kekuasaan  dan monopoli alokasi sumber kekayaan negara, melalui berbagai keputusan politik ( UU, Perpu, Keppres, Perpres ) dan implentasinya.

Ia menandaskan “Shadow State” adalah pembajak kekuasaan ( pemerintahan ) oleh para taipan. Saat ini kita kenal dengan oligarki ( “bandar, bandit, badut politik dan ekonomi” ) yang sesungguhnya sedang berkuasa mengendalikan Indonesia. (Yoss)