JAKARTASATU.COM– Pengamat otomotif Billy Sudiro tolak pembatasan usia kendaraan. Billy juga menyatakan bahwa komunitas otomotif ikut menolaknya.
“Bukan hanya saya secara pribadi, tapi teman-teman di komunitas juga sudah jelas menunjukan sikap menolak. Kita tidak bisa pungkiri kalau ada orang-orang yang memang memiliki hobi otomotif dan merawat kendaraan tua sebagai hobi, dan pasti mereka akan terdampak,” Billy menyampaikan, saat hadir penyampaian temuan survei KedaiKopi: Pembatasan Usia dan Jumlah Kepemilikan Kendaraan Daerah Khusus Jakarta yang dilakukan pada 11-14 Juni 2024, Rabu (26/6/2024).
Menurut Billy, aturan ini akan berdampak luas terutama dari segi bisnis, mulai dari bengkel, industri aftermarket, dan lainnya. Dirinya juga mempertanyakan apakah publik sudah siap untuk menghadapinya apabila aturan ini benar diterapkan.
“Industri dan bisnis tentu akan berdampak. Misalkan bengkel, industri dan toko-toko yang menjual barang-barang aftermarket dan industri lainnya yang memang salah satu fungsi kehadiran mereka adalah menjaga agar kendaraan yang digunakan selalu dalam keadaan baik dan prima dan apakah kita semua siap menghadapinya? Tentu bila aturan ini diterapkan konsumen mereka akan menurun,” ujarnya.
Billy menambahkan, sektor otomotif menyumbang pendapatan asli daerah (PAD) dengan jumlah yang cukup tinggi di Jakarta sebesar 17 Triliun.
Menurutnya apabila aturan pembatasan kepemilikan kendaraan ini diterapkan, maka Jakarta akan kehilangan PAD dengan jumlah yang cukup signifikan.
“PAD dari sektor yang berhubungan dengan otomotif itu besar sekali di Jakarta, lebih kurangnya 17 Triliun. Pendapatan ini didapat mulai dari parkir, pajak kendaraan bermotor, pajak bahan bakar, bea balik nama, dan lainnya. Ya kalau kepemilikan kendaraan dibatasi, otomatis jumlah PAD ini juga berkurang signifikan,” ungkapnya. (RIS)