Syukuran Pernikahan Anak Bang Hariman Siregar, Cermin Kasih Sayang Untuk Semua.

Oleh Eko S Dananjaya

Pernikahan anak bang Hariman, Radit dan Nadira yang beberapa hari lalu telah dilakukan resepsi dan ijab qobul di sebuah hotel mewah di Jakarta. Kini diadakan syukuran yang kedua kalinya ( 5 Juli 2024 ), spesial untuk para kolega dekat dan para aktivis di resto Telaga Sampireun Kwitang Jakarta Pusat.

Sebagai seorang tokoh aktivis legendaris, Bang Hariman dapat memberikan ruang berbagi dan dialog pada kolega dan tamu- tamu istimewanya. Hadirin yang datang di acara syukuran pernikahan, boleh dikata seluruhnya dari para mantan aktivis. Acara ini benar- benar serasa berbeda dan spesial, ucap salah seorang mantan aktivis Yogya Atmo Suwito yang datang dari kota Brebes Jawa Tengah.

Mendengar nama besar Hariman Siregar, tidak bisa lepas dengan sejarah aktifitas gerakan mahasiswa. Orang yang pernah mengukir gerakan sejarah Malari 74 itu tersirat bahagia dimana malam ini. Tampak hadir dari berbagai faksi dan bermacam golongan aktivis yang turut menyemarakkan kebahagiaan mempelai. Pasangan suami baru ini merasa riang dan ikut menumpahkan kegembiraan bersama dengan para penyanyi dadakan yang improve membawakan lagu – lagu jadul bernuansa nostalgia.

Tampak hadir tokoh aktivis tahun 78, Sukmaji Indro Tjahyono bersama teman seangkatannya. Juga berbagai tokoh kalangan aktivis yang berasal dari berbagai kota.

Brotoseno, Santoso, Moh Thoriq, Pril Huseno, Yusdi aktivis dari Yogyakarta ikut ambil bagian dalam kebahagiaan malam ini.

Hadir pula aktivis dari Bandung Syahganda Nainggolan , Moh Jumhur Hidayat , Herdi Syahraz, Ucok, Ultra yang duduk satu meja dalam suasana yang penuh keakraban.

Malam ini adalah suasana bahagia bagi bang Hariman maupun mempelai dan juga para kolega dan tamu undangan. Acara syukuran pernikahan yang juga diiringi oleh life music dengan penyanyi- penyanyi berbakat yang di dendangkan oleh para aktivis yang memiliki talenta menyanyi.

Suasana malam semakin meriah karena kedatangan para tokoh aktivis dari berbagai kota yang tentu saja turut membuat suasana semakin meriah. Para undangan bukan saja menikmati hentakan musik dengan nada dinamis. Tapi juga menjadi ajang tukar menukar informasi soal jalannya kekuasaan ke depan. Habitat aktivis tidak jauh dari politik dan kekuasaan. Walaupun di acara pernikahan sekalipun, perbincangan politik tidak dapat dihindari. Atmosfir perubahan acap kali menjadi perbincangan hangat dan menjadi bagian masa depan perjalanan bangsa. Ini keunikan yang membedakan acara pernikahan biasa dengan pernikahan seorang anak mantan aktivis.

Pesan dan kesan dari seorang mantan aktivis senior Brotoseno, yang sempat hadir di acara syukuran ini tidak lain karena ada rasa penghormatan yunior pada senior. Rasa Bekti dan bakti pada senior ini penting karena ini bentuk moralitas bahwa di dalam dunia aktivis ada etika dan rasa handerbeni bersama. Kita harus memiliki korsa sesama aktivis ujarnya.

Aktivis senior dari Jakarta Mochtar Sindang , Iwan Sumule, Standarkiaa Latief , Empek, Desy, Syafi’i dll juga tampak duduk hikmat satu meja di acara tersebut. Selain dari tiga kota besar yang hadir juga datang beberapa tamu dari berbagai kota. Ini sebuah pernikahan yang bukan saja biasa, tapi sangat luar biasa, karena hadirin yang datang adalah tokoh- tokoh sebagai pelaku sejarah perubahan paska Orde Baru.
Selamat dan bahagia selamanya untuk Radit dan Nadira.

Penulis adalah anak didik sekaligus sahabat Bang Hariman Siregar.