TOM Calon Kandidat Pilgub Jateng 2024 | Indikator
TOM Calon Kandidat Pilgub Jateng 2024 | Indikator
JAKARTASATU.COM – Ketiadaan petahana gubernur, menjadikan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Tengah menjadi salah satu yang penting dan menarik untuk disimak. Usai 10 tahun dipimpin Ganjar Pranowo, rakyat di provinsi dengan 28,3 juta pemilih tersebut akan kembali memilih Gubernur pada November tahun 22024 sekarang.
Lalu, siapa yang layak diperhitungkan pada Pilgub Jateng kali ini? Sejumlah nama yang prediksi menjadi bakal calon gubernur telah beredar santer. Sebut saja diantaranya ada Ahmad Luthfi Kapolda Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mantan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Dico Ganinduto Bupati Kendal, Rafi Ahmad selebirits, Kaesang Pangarep anak dari Presiden Joko Widodo, dan sebagainya
Dus, di antara nama-nama yang mencuat tersebut, khalayak bertanya-tanya,siapa yang kira-kira memiliki peluang peluang menang. Juga tentang apa yang menyebabkan nama tertentu lebih dipilih warga Jawa Tengah dibanding yang lain? Temuan survei Indikator Politik Indonesia kali ini menjawab beberapa pertanyaan tersebut.
Survei Indikator ini mengungkapkan bahwa ternyata hanya sekitar 47.6% masyarakat yang mengetahui bahwa pilkada Gubernur Jawa Tengah akan dilaksanakan November 2024 sekarang.
Alasan Memilih Calon Pilgub Jateng | Indikator
Alasan Memilih Calon Pilgub Jateng | Indikator
Survei juga menemukan bahwa jika pemilihan diadakan ketika survei dilakukan, secara spontan Pada simulasi Top Of Mind, Irjen. Pol. Ahmad Luthfi paling banyak disebut 8.6%, kemudian Dico Ganinduto 4.6%, Taj Yasin Maimoen 4.3%, Bambang Wuryanto (Pacul) 4.1%, Kaesang Pangarep 4%, nama lain lebih rendah. Adapun yang belum menentukan pilihan ternyata cukup besar yaitu sekitar 65.7%.
Jika diberikan simulasi daftar 20 nama semi terbuka, ternyata Kaesang Pangarep mendapatkan 17.8% atau bisa dibilang paling banyak dipilih, kemudian Irjen. Pol. Ahmad Luthfi 15.2%, dan Taj Yasin Maimoen 10.7%, Bambang Wuryanto (Pacul) 6.2%, Dico Ganinduto 6%, dan Raffi Ahmad 4.4%. Nama lain lebih rendah. Belum menjawab 19.6%.
Sedangkan pada simulasi 10 nama kandidat hingga 6 nama, Irjen. Pol. Ahmad Luthfi dan Kaesang Pangerep merupakan dua kandidat yang paling menonjol dukungannya dibanding kandidat lainnya. Sementara ketika Kaesang Pangarep dikeluarkan dalam simulasi, Ahmad Luthfi dukungannya meningkat dengan pesaing terdekatnya Taj Yasin Maimoen. Ketika dilakukan simulasi head to head, maka Ahmad Luthfi 44.1% unggul atas Taj Yasin Maimoen 30.8%, dengan massa mengambang 25.1%.
Keunggulan sementara yang didapatkan Kaesang adalah terutama karena faktor popularitas. Pasalnya di masyarakat telah terjadi ketimpangan popularitas antara Kaesang dibanding nama-nama bakal calon yang lain. Padahal popularitas merupakan hal mendasar dalam politik elektoral, tidak mungkin dipilih jika tidak dikenal. Populer juga belum tentu dipilih jika ada calon lain yang lebih disukai. Oleh karena itu populer saja tidak cukup, citra personal calon juga harus positif.
Berdasar temuan Indikator ini, sementara Kaesang Pangarep (84.8%) memiliki tingkat popularitas yang paling tinggi dibanding calon lainnya, selanjutnya Taj Yasin Maimoen 49.0%, dan Irjen. Pol. Ahmad Luthfi 45.9%. Sementara nama lain masih di bawah 50% popularitasnya.
Kaesang Pangarep disukai 79.2% dari yang mengenalnya, Taj Yasin Maimoen disukai 86.3% dari yang mengenalnya, dan Irjen. Pol. Ahmad Luthfi disukai 74.6% dari yang mengenalnya. Tentu saja popularitas Kaesang tersebut tak bisa dipisahkan dari figur ayahnya yang sangat popular di Jawa Tengah. Apalagi saat ini 85% warga Jateng yang disurvei menyatakan puas dengan kinerja Presiden Jokowi.
Meski demikian, keunggulan sementara Kaesang tidaklah aman. Banyak yang menyatakan memilih Kaesang karena faktor ayahnya semata juga. Selain itu seperempat pemilih Kaesang menyatakan mendukung putra Presiden dalam survei ini karena mereka belum mengenal nama-nama bakal calon yang lain. Jika kedikenalan antar calon gubernur seimbang maka elektabilitas Kaesang bisa saja tergerus.
Mengingat Pilkada Provinsi Jawa Tengah ini akan dilaksanakan dalam Waktu sekitar 5 bulan lagi, kandidat yang berhasil menjangkau paling banyak pemilih dalam sisa waktu ke depanlah yang paling berpotensi memenangkan pilkada di Provinsi Jawa Tengah. |WAW-JAKSAT